Reporter: Dyah Megasari | Editor: Test Test
JAKARTA. Bagi investor yang ingin mengoleksi saham perdana milik PT Prime Petroservices harus lebih bersabar. Pasalnya, sepekan menjelang Lebaran, perusahaan penyedia fasilitas dan jasa terpadu di bidang minyak dan gas bumi ini ternyata belum juga mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam. Padahal, manajemen sempat berjanji akan meraih pernyataan efektif itu awal puasa lalu.
Ini adalah yang kedua kali PT. Prime mundur dari jadwal pelaksanaan IPO. Sebelumnya perseroan menjadwalkan IPO pada 26 Agustus silam. Karena ada beberapa dokumen yang tak lengkap, akhirnya ditunda. Kala itu, Didit A Ratam, Direktur Prime Petroservice mengatakan, paling tidak pada awal bulan puasa perusahaannya akan listing di bursa.
Dihubungi kontan pada Selasa (23/9), Didit mengakui hingga kini perusahaannya belum juga mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Babepam). "Tapi kita optimis jika pernyataan itu akan kami dapatkan sebelum Lebaran" katanya. Maka itu, penawarannya akan dilakukan setelah Lebaran atau Oktober depan.
Belum keluarnya pernyataan efektif, kata Didit, karena ada beberapa dokumen administratif yang masih dipertanyakan oleh Bapepam. Seperti pada penundaan yang pertama, Bapepam berpendapat data yang diberikan oleh Prime belum lengkap. "Hanya semacam dokumen terjemahan saja, tak ada yang fundamental dan kita sudah melengkapi semua yang diminta" katanya.
Soal kondisi pasar yang sedang seret likuiditas, Didit mengatakan hal tersebut tak akan menghalangi perusahaannya untuk melakukan IPO. Apalagi ada rencana Bapepam yang akan memperpanjang batas waktu penyampaian laporan hasil penawaran umum dari pemberian pernyataan efektif. "Kami menyambut baik upaya Bapepam" kata dia.
Buruknya kondisi bursa juga tak mengubah target dana yang akan dijaring perusahaan, yakni sebesar Rp 365 miliar. Prime berencana melepas 1,78 miliar atau 30% saham, dengan harga Rp 205 per saham. Prime akan menggunakan dana hasil IPO itu untuk membiayai pembangunan fasilitas distribusi gas alam cair di Pagerungan, Madura, dan Gilimanuk.