Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Selagi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu safe haven mengalami pelemahan, berbagai valuta mengambil momen untuk menguat.
Pasca pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump, USD bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Pada Rabu (23/4) pukul 16.42 WIB ini, indeks dolar AS (DXY) berada di level 98,916 bp berdasarkan Trading Economics. Meski menguat tipis 0,01% secara harian, nyatanya dalam sebulan DXY sudah terkoreksi 4,89%.
Ini menjadi angin segar buat berbagai valuta lain. Meski, menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo, arah pergerakan valuta-valuta tetap bergantung pada arah kebijakan tarif Trump nantinya.
“Rata-rata mata uang berada pada level krusial untuk menciptakan rebound. Menurut kami, semuanya ada potensi untuk koreksi terhadap tren tiga bulan yang berlaku, karena faktor tarif mereda,” jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Baca Juga: Dolar AS Lemah, Mata Uang Safe Haven Lainnya Berjaya
Namun dalam masa pelemahan USD ini, berbagai valuta bisa dicermati untuk trading. Misalnya, dolar Australia (AUD) dan Selandia Baru (NZD). Jika dilihat, pairing AUD/USD dan NZD/USD kompak meningkat, masing-masing sebesar 2,04% dan 4,83% secara kumulatif bulanan.
Sutopo memprediksi, AUD/USD masih bisa menguat hingga ke level resistance 0,655 per dolar AS dan 0,670 per dolar AS dalam waktu dekat. Untuk level support 0,625 per dolar AS, ia bilang akan banyak menarik minat beli.
Dus, NZD/USD diprediksinya bisa mencapai level resistance di 0,620 per dolar AS dan 0,630 per dolar AS untuk jangka pendek dan menarik minat pembeli di level support US$ 0,585.
Namun, ia juga menyoroti soal posisi AUD dan NZD sebagai valuta antipodean alias negara-negara yang jauh dari pusat ekonomi dunia. Menurut Sutopo, dua valuta ini bisa mendapat lebih banyak manfaat jika tensi perdagangan melunak.
“Dengan kinerja yang sering dipengaruhi oleh harga komoditas global dan kinerja ekonomi mitra dagang utama mereka, khususnya China, meredanya tarif akan memperbaiki harga komoditas dan berdampak pada peningkatan minat terhadap mata uang ini,” sebut Sutopo.
Di sisi lain, Analis Doo Financial Lukman Leong menyebut valuta safe haven selain USD akan tetap prospektif pada masa ini. Yen Jepang (JPY) dan franc Swiss (CHF), akan tetap menjadi pilihan selagi USD belum menunjukkan penguatannya kembali.
“JPY masih prospektif mengingat Bank Sentral Jepang masih dalam tren pengetatan dengan menaikkan suku bunga, begitu juga CHF yang juga adalah safe haven apabila perkembangan seputar perang dagang memburuk,” papar Lukman.
Sutopo sepakat. Menurut proyeksinya, USD/CHF bisa koreksi hingga ke 0,850 per dolar AS dari tren turun, tetapi penguatannya bisa kembali ke kisaran 0,800 per dolar AS.
Faktor Penentu Pasar Valuta
Menurut Sutopo, pasar valuta bersifat dinamis dan dipengaruhi berbagai faktor yang saling terkait. Makanya, tak mudah menentukan arah pergerakannya untuk jangka panjang.
“Apa yang tampak prospektif saat ini dapat berubah dengan cepat berdasarkan kejadian yang tidak terduga dan data ekonomi yang terus berkembang,” sebutnya.
Untuk mencermati pasar valuta saat ini, Sutopo bilang bisa memperhatikan beberapa hal berikut.
-
Pertumbuhan ekonomi global. Ekspektasi terhadap ekspansi atau kontraksi ekonomi global secara keseluruhan berdampak signifikan pada aliran mata uang dan sentimen risiko.
-
Naik atau turunnya tingkat inflasi di negara-negara ekonomi utama. Itu akan mempengaruhi kebijakan bank sentral dan valuasi mata uang.
-
Perbedaan suku bunga antar negara yang dapat menarik atau menghalangi investasi asing, dus mempengaruhi permintaan mata uang.
-
Peristiwa seperti perang, krisis politik, dan ketegangan perdagangan yang dapat memicu aliran safe haven dan mempengaruhi mata uang tertentu.
-
Tindakan dan pernyataan bank sentral mengenai kebijakan moneter yang memiliki dampak mendalam pada pasar mata uang.
“Sentimen keseluruhan dan posisi spekulatif dalam suatu mata uang dapat mempengaruhi pergerakan harga jangka pendek,” tutup Sutopo.
Baca Juga: Ini Mata Uang dan Komoditas yang Mendapat Angin Pelemahan Dolar AS
Selanjutnya: Sahamnya Dipantau BEI, Begini Respons Manajemen Diagnos Laboratorium Utama (DGNS)
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Akupuntur Wajah, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Kusam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News