kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Dolar AS Lemah, Mata Uang Safe Haven Lainnya Berjaya


Selasa, 22 April 2025 / 15:36 WIB
Dolar AS Lemah, Mata Uang Safe Haven Lainnya Berjaya
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) masih terus melemah akibat sentimen negatif dari kebijakan Presiden Donald Trump. Situasi itu menjadi katalis positif yang mendorong peningkatan mata uang safe haven lainnya. REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih terus melemah akibat sentimen negatif dari kebijakan Presiden Donald Trump. Situasi itu menjadi katalis positif yang mendorong peningkatan mata uang safe haven lainnya. 

Menurut Bloomberg, Selasa (22/4) pukul 15.00 WIB, indeks dolar AS alias DXY berada di level 98,3880. Secara harian, nilainya hanya menguat tipis 0,08%. Sementara secara kumulatif bulanan, nilainya sudah melemah hingga 5,63%. 

Analis Doo Financial Lukman Leong menyebut, itu terjadi lantaran investor yang khawatir dengan aksi-aksi Trump belakangan ini memilih bermigrasi ke mata uang safe haven.

“Sentimen dari kebijakan-kebijakan Trump yang kontroversi dikhawatirkan akan menjerumuskan AS ke jurang resesi sehingga investor melepas dolar AS,” jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (22/4). 

Dalam situasi ini, berbagai mata uang memang merasakan dampak positifnya. Misalkan pairing AUD/USD yang meningkat 0,05% secara harian dan USD/HKD yang melemah 0,03% secara harian.

Namun, Lukman menilai mata uang safe haven yang penguatannya bakal lebih menjanjikan.

“Semua (valuta) cukup bagus karena dolar AS melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia. Namun khususnya mata uang seperti CHY dan JPY lebih bersinar oleh permintaan safe-haven menggantikan dolar AS,” kata Lukman. 

Memang, pairing USD/JPY menunjukkan pelemahan harian yang lebih besar, yakni 0,34%. Secara kumulatif bulanan, pelemahannya bahkan sudah mencapai 6,77%. Selain terdorong sifatnya sebagai safe haven, itu juga karena bank sentral Jepang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada 0,5%. 

Sementara itu, pairing USD/CHF memang menunjukkan penguatan 0,15% secara harian. Namun secara kumulatif bulanan, nilainya sudah melemah hingga 8,13%. Penguatan CHF memang didorong aliran dana masuk ke pasar Swiss setelah Trump mengumumkan ancaman intervensi terhadap The Fed. 

Selanjutnya: Kenapa Rupiah Masih Lemah Walau Dolar AS Sedang Keok?

Menarik Dibaca: Indodana Perluas Portofolio pada Pembiayaan Motor Listrik Ramah Lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×