Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Adi Wikanto
SMSM juga membukukan kenaikan laba bersih sebesar 17,31% secara year on year pada kuartal pertama tahun ini. Andhika mengatakan, prospek SMSM ke depannya juga menarik karena Pemerintah masih memperpanjang diskon pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah PPnBM DTP 100% untuk kendaraan bermotor hingga September 2022.
"Untuk SDPC, CCSI, PNGO, dan TGKA kami menilai kurang menarik karena transaksi di emiten tersebut kurang likuid," ungkap Andhika kepada Kontan.co.id, Senin (16/5).
Lebih lanjut Andhika bilang, untuk pergerakan harga BSSR sudah naik tinggi imbas dari naiknya harga komoditas batubara global, oleh karena itu, ada baiknya jika para pelaku pasar untuk berhati-hati jika ingin mendapatkan dividen BSSR lantaran sudah rawan untuk aksi profit taking.
Secara keseluruhan, ia menilai emiten yang memiliki dividen yield di atas 5% akan semakin menarik untuk dilirik oleh para pelaku pasar, karena lebih tinggi daripada bunga deposito. Jika mengacu harga saham terakhir, maka dividend yield SDPC sebesar 0,77%, CCSI 1,01%, BSSR 9,09%, AKRA 2,88%, SMSM 0,97%, PNGO 4,67%, dan TGKA 3,73%.
Oleh karena itu, dia rekomendasi buy on weakness saham AKRA dengan support di Rp 955 per saham dan target penguatan Rp 1.100 per saham. Andhika juga memberikan rekomendasi buy on weakness SMSM dengan support Rp 1.475 per saham dan target penguatan di Rp 1.610 per saham. Adapun rekomendasi untuk BSSR yakni sell on strength Rp 4.400 per saham-Rp 4.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News