kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.122   -95,00   -0,59%
  • IDX 7.924   31,27   0,40%
  • KOMPAS100 1.122   5,09   0,46%
  • LQ45 829   -0,83   -0,10%
  • ISSI 265   2,10   0,80%
  • IDX30 429   -0,24   -0,05%
  • IDXHIDIV20 493   0,34   0,07%
  • IDX80 124   0,14   0,11%
  • IDXV30 128   0,40   0,32%
  • IDXQ30 138   0,09   0,07%

MTN masih jadi pilihan pendanaan bagi korporasi


Sabtu, 07 Juli 2012 / 06:20 WIB
ILUSTRASI. Pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex


Reporter: Marantina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Medium term notes (MTN) masih menjadi salah satu sumber pendanaan yang diminati. Awal bulan ini, setidaknya ada dua perusahaan yang menerbitkan surat utang jangka menengah itu.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan pengembang hotel dan tourism, PT Samudra Mahkota Beach, menerbitkan MTN senilai Rp 50 miliar. Samudra menerbitkan surat utang terbaru yang terbagi atas tiga seri.

Pertama, MTN seri B yang jatuh tempo pada 5 Juli 2017 bernilai Rp 18 miliar. Kedua, MTN seri C yang bakal jatuh tempo pada 10 Juli 2007 senilai Rp 24 miliar. Ketiga, seri D yang nilainya Rp 8 miliar, dan memiliki tanggal jatuh tempo 17 Juli 2017.

Emisi MTN Samudra merupakan kelanjutan dari seri A yang diterbitkan tahun lalu. Kupon untuk masing-masing seri sebesar 13% per tahun.

Penerbit MTN kedua adalah PT Surya Artha Nusantara Finance. Total nilai MTN Surya Artha Rp 300 miliar. MTN itu terdiri dari tiga seri.

Seri A diterbitkan Kamis (5/7) lalu dengan tanggal jatuh tempo pada 5 Juli 2015. MTN seri B jatuh tempo pada 6 Agustus 2014 dan baru diterbitkan pada 6 Agustus 2012. Adapun seri C akan diterbitkan pada 5 September dan jatuh tempo pada 10 September 2012. Masing-masing emisi bernilai Rp 100 miliar.

Herdi Ranuwibowo, Head of Debt Capital Market PT Trimegah Securities, menuturkan, meski harus menanggung kupon yang tinggi, namun korporasi memilih MTN karena proses penerbitannya yang cepat. Selain itu, MTN memiliki segmen pasar tersendiri. "MTN dibuat untuk bridging fund ketika perusahaan menunggu untuk penerbitan obligasi selanjutnya," ujar dia.

Bagi investor, Herdi optimistis, MTN masih mudah terjual karena kupon yang ditawarkan lebih bagus daripada obligasi. Selain itu, tenor pendek bisa meminimalisasi risiko. Dibandingkan obligasi biasa, kupon MTN bisa lebih tinggi sekitar 50 basis poin. Selain itu, MTN juga bisa menjadi alternatif investasi.

Ariawan, analis obligasi PT Mega Capital Indonesia menambahkan, MTN masih punya potensi yang bagus karena penerbitannya relatif lebih mudah ketimbang obligasi. Bagi emiten yang membutuhkan dana dalam jangka waktu singkat namun tidak terlalu besar, MTN menjadi pilihan yang baik.

Jika dana yang dibutuhkan hanya berkisar Rp 50 miliar hingga Rp 150 miliar, perusahaan akan memilih MTN. "Karena proses dari awal sampai mendapat dana, hanya butuh waktu paling lama satu bulan. Bandingkan dengan obligasi yang butuh waktu tiga bulan,” ungkap Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×