kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Moody's menurunkan peringkat BUMI jadi B2


Sabtu, 23 Februari 2013 / 11:47 WIB
Moody's menurunkan peringkat BUMI jadi B2
ILUSTRASI. kurs jual beli dolar AS di BNI, Selasa (12/10)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/06/01/2021


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi Plc masih menyisakan tentang tata kelola di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Selain itu, tingkat utang BUMI cukup tinggi. Padahal likuiditas induk usaha baru tak belum masih memprihatinkan.

Karena alasan tersebut, Moody's Investors Service menurunkan peringkat obligasi milik Bumi Resources menjadi B2 dari sebelumnya B1. Obligasi senior rersebut dikeluarkan oleh Bumi Capital Pte Ltd dan Bumi Investment Pte Ltd milik anak usaha Bumi Resources.

Meski menurunkan peringkat utang, Moody's masih mempertahankan peringkat BUMI di posisi stabil. Simon Wong, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's dalam rilis Jumat (22/2) mengatakan, menurunnya peringkat ini mencerminkan kemungkinan rasio utang terhadap EBITDA BUMI di bawah 4,5 kali dalam 12 - 18 bulan ke depan.

Selain itu, Wong juga bilang, harga batubara yang terus melemah akan membuat marjin operasional perusahaan terus menurun. "Ini membatasi, kemampuan BUMI menghasilkan kas yang cukup untuk menurunkan leverage pada waktu yang tepat," papar Wong.

Harga jual rata-rata batubara di tahun ini akan lebih rendah dari sebelumnya. Moody's memperkirakan harga rata-rata batubara di Newcastle US$ 90 - US$ 95 per ton di tahun ini.

Moody's berharap utang perusahaan terhadap EBITDA tetap di 5-6 kali hingga 2014. Menurut Wong, pemulihan potensi piutang pihak ketiga seperti PT Recapital Asset Management dan Bukit Mutiara serta rencana penjualan Fajar Bumi Sakti tidak cukup menurunkan leverage dan tidak sesuai untuk menyandang peringkat B1.

Sementara prospek stabil yang diberikan Moody's menurut Wong lebih disebabkan adanya fokus prioritas strategis manajemen BUMI untuk refinancing jatuh tempo. "Menurunkan biaya di tambang batubara dan mengurangi beban bunga," harap Wong.

Maklum, saat ini Bumi Resources memiliki utang US$ 4,28 miliar per September 2012. Rinciannya, US$ 614 juta jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. Nilai itu termasuk dalam utang jatuh tempo pada Agustus 2013 US$ 150 juta dan utang jatuh tempo PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) US$ 406 juta.

Peringkat BUMI menurut Wong mungkin bisa naik dalam waktu dekat asal berhasil mengurangi tingkat utang. Sehingga rasio utang/EBITDA BUMI akan turun di bawah 4,5 kali. Sementara, beban EBIT per bunga 2 kali secara berkelanjutan maka Moody's akan menaikkan peringkat.

Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka Moody's akan menurunkan peringkat BUMI. "Indikator Moody untuk menurunkan peringkat diantaranya konsolidasi utang per EBITDA di atas 5,5 - 6 kali atau EBIT per beban bunga di bawah 1 - 1,5 kali secara berkelanjutan," ujar Wong.

Menurut Wong, pemicu lain peringkat negatif adalah ketidakpastian kelanjutan pemegang saham BUMI. Selain itu, peraturan tentang nilai tambah pembayaran pajak dan perubahan yang berkaitan dengan konsesi pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×