Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
Dalam delapan bulan pertama tahun 2019, APLN mencapai marketing sales sekitar Rp 1,3 triliun penjualan inti pemasaran, setara dengan 43% dari target setahun penuh Rp 3,2 triliun.
Terlepas dari kenaikan yang baik pada bulan Juli dan Agustus, Moody's memperkirakan perusahaan hanya akan mencapai marketing sales Rp 2 triliun pada tahun 2019. Akibatnya, metrik kredit APLN akan tetap lemah, dengan EBITDA yang disesuaikan sekitar 5,0 kali dan EBIT di bawah 2,0 kali.
APLN berencana untuk menjual salah satu properti investasinya pada paruh kedua 2019 dan menggunakan sebagian dari hasil untuk mengurangi utang, pada gilirannya mendukung peningkatan dalam likuiditas dan metrik kredit. Namun, penjualan dapat mengalami keterlambatan.
Baca Juga: Per Agustus 2019, Agung Podomoro Land (APLN) catat marketing sales Rp 1,32 triliun
Dalam hal faktor lingkungan, sosial dan tata kelola (LST), Moody's menganggap lemah manajemen keuangan APLN. Kepemilikan perusahaan juga terkonsentrasi pada pendiri dan keluarganya, tetapi risiko ini sebagian dimitigasi oleh pengawasan yang dilakukan melalui dewan direksi independen.
Selain itu, pendiri telah menunjukkan dukungan bagi perusahaan dengan menyuntikkan dana pada saat tertekan.
Prospek dapat kembali ke stabil jika perusahaan, pertama, meningkatkan likuiditas sehingga saldo kas dan fasilitas yang berkomitmen memadai untuk memenuhi kebutuhan kas operasional dan pembayaran utang selama 12-18 bulan ke depan.
Kedua, berhasil menjalankan rencana bisnisnya, yang mengarah pada peningkatan yang berkelanjutan dalam metrik kreditnya, dengan EBITDA utang di bawah 5 kali dan EBIT di atas 2 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News