kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's Memangkas Outlook Alam Sutera (ASRI) Menjadi Negatif dari Stabil


Jumat, 14 Oktober 2022 / 10:49 WIB
Moody's Memangkas Outlook Alam Sutera (ASRI) Menjadi Negatif dari Stabil
ILUSTRASI. Moody's Investor Service memangkas prospek dan rating Alam Sutera Realty (ASRI) menjadi negatif dari sebelumnya stabil.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service memangkas prospek dan rating PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menjadi negatif dari sebelumnya stabil.

Dalam pemeringkatan, Kamis (13/10), perubahan rating tersebut seiring penawaran tender dan pengumuman permintaan persetujuan (consent solicitation) pada 10 Oktober 2022. Berdasarkan ketentuan tender offer untuk surat utang senior senilai US$ 171 juta, yang jatuh tempo pada tahun 2024, pemegang obligasi harus mengajukan penawaran dengan harga penawaran minimum US$ 820 untuk setiap US$ 1.000.

"Prospek negatif ini juga mencerminkan ekspektasi kami bahwa tingkat pemulihan obligasi Alam Sutera 2025 akan tidak pasti, menyusul kesediaan perusahaan untuk mendorong tender offer yang kemungkinan akan mengakibatkan kerugian ekonomi bagi pemegang obligasi 2024," kata Rachel Chua, Wakil Moody's Presiden dan Analis Senior Moody’s, Kamis (14/10).

Baca Juga: Nasib Saham Properti Pasca Insentif PPN Usai di Tengah Inflasi dan Suku Bunga Tinggi

Pembelian kembali obligasi akan didanai terutama dengan pinjaman sindikasi baru senilai Rp 1,75 triliun. Pinjaman berjangka dijamin dengan amortisasi delapan tahun dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan tingkat bunga mengambang sekitar 9%. Jika ditenderkan sepenuhnya, Moody's meyakini akan ada penghematan bunga tahunan sekitar US$ 8 juta, dengan asumsi tingkat suku bunga Indonesia tetap dan tidak berubah.

Rating negatif ini juga mempertimbangkan kondisi pendanaan yang ketat serta potensi pelemahan kinerja operasional ASRI yang ditandai dengan tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga. Faktor ini, menurut Rachel, diyakini akan mempengaruhi permintaan properti di Indonesia selama 12 bulan ke depan.

Menurut Moody’s, kecil kemungkinan ASRI akan mampu memenuhi target penjualan setahun penuh seiring adanya ekspektasi melemahnya permintaan properti. ASRI melaporkan marketing sales sebesar Rp1,5 triliun selama enam bulan pertama 2022 atau sekitar 44% dari target setahun penuh sebesar Rp3,4 triliun. Namun, sepertiga dari marketing sales tersebut berasal dari penjualan sebidang tanah komersial ke satu pihak saja

Baca Juga: Emiten Properti Masih Tangguh Menghadapi Ancaman Kenaikan Suku Bunga

Moody’s meyakini permintaan properti dari segmen pasar masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah akan terpengaruh inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.

Rachel menyebut, ASRI tidak mungkin mengalami kenaikan rating selama 12 bulan sampai 18 bulan ke depan. Meskipun demikian, prospek ASRI dapat kembali stabil jika perusahaan terus menjalankan rencana bisnisnya dan memenuhi kebutuhan refinancing hingga tahun 2025.

Moody's dapat menurunkan rating Alam Sutera jika operasional semakin memburuk, yang menyebabkan menurunnya marketing sales. Rating juga dapat di-downgrade jika ASRI gagal mendapatkan pembiayaan untuk utangnya yang jatuh tempo hingga tahun 2025. Jika ASRI mendorong rencana refinancing yang mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pemegang obligasi 2025, Moody’s juga dapat menurunkan rating ASRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×