kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   10,00   0,06%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

Modal Asing Kian Kencang Masuk Pasar Domestik, Ekonom: Inflow Bisa Berlanjut


Rabu, 20 Agustus 2025 / 17:47 WIB
Modal Asing Kian Kencang Masuk Pasar Domestik, Ekonom: Inflow Bisa Berlanjut
ILUSTRASI. Kunjungan mahasiswa ke gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/8/2025). Arus modal asing tampak makin deras masuk ke pasar keuangan domestik selama pekan ketiga bulan Agustus 2025.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTAArus modal asing tampak makin deras masuk ke pasar keuangan domestik selama pekan ketiga bulan Agustus 2025.

Mengacu data Bank Indonesia (BI), pada transaksi 11–14 Agustus 2025, total beli neto (net buy) investor asing mencapai Rp 15,31 triliun. Dari jumlah itu, pasar SBN mencatat aliran dana senilai Rp 7,88 triliun, terbesar dibandingkan pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede mencermati, faktor global masih menjadi pendorong utama tingginya inflow asing ini.

Baca Juga: Dana Asing Deras Masuk Pasar SBN, Analis: Tenor Pendek Jadi Incaran

Ia menyoroti, inflasi inti (core CPI) Amerika Serikat pada Juli hanya naik tipis 0,2% secara bulanan, sementara inflasi umum (headline) tercatat 2,7% secara tahunan.

“Data ini mempertebal keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan (FFR) pada pertemuan FOMC September mendatang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (19/8/2025).

Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed tersebut kemudian membuat imbal hasil US Treasury (UST) cenderung stabil hingga melemah. 

Baca Juga: Menilik Perkembangan Bursa Saham Serta Prospek Dana Asing ke Depan

Kondisi ini, kata Josua, akhirnya mendorong investor global beralih ke pasar negara berkembang dengan instrumen SBN yang menawarkan imbal hasil menarik.

Sementara itu, dari sisi domestik, SRBI kurang agresif diserap pada lelang pekan itu. Bid-to-cover turun dibandingkan pekan sebelumnya dan yield SRBI 1–12 bulan turun 15 bps WoW).

“Hal ini memicu daya tarik SBN naik baik untuk kupon maupun peluang capital gain saat kurva menurun,” ujar Josua.

Hingga akhir tahun, Josua melihat prospek SBN masih cenderung bullish, tetapi selektif.

Saat ini, imbal hasil SBN 10 tahun berada di kisaran 6,3%–6,4%, sementara UST 10 tahun sekitar 4,3%. Dengan selisih sekitar 200 bps, SBN ia nilai tetap menarik.

Baca Juga: Dana Asing Comeback, IHSG Diprediksi Melaju ke Level 8.000

Pasalnya, Josua memandang jika FOMC benar-benar memulai penurunan suku bunga serta rupiah tetap terkendali, inflow asing berpeluang berlanjut.

“Meski kemungkinan, lebih bertahap dibanding pekan reli awal Agustus,” tuturnya.

Selanjutnya: Ini Kata Pengamat Soal Adanya Pembatasan Lender Non Profesional di Fintech Lending

Menarik Dibaca: Anak Punya EQ Tinggi? Ini 5 Tips Parenting Anak dengan EQ Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×