Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sisa semester kedua 2019, MNC Sekuritas menerima mandat dari beberapa perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Hal ini disampaikan oleh Susy Meilina selaku Direktur Utama MNC Sekuritas.
“Sampai akhir tahun ini ada tiga perusahaan,” ungkap Susi saat ditemui usai acara Seminar ‘Road to Go Public’ di Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/9). Sehingga, hingga akhir tahun MNC Sekuritas telah mendapat empat mandat IPO.
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) diproyeksikan pengembang dengan pendapatan tertinggi
Sebelumnya, pada 8 Juli 2019 silam, PT MNC Vision Networks Tbk mencatatkan sahamnya di BEI dengan menggandeng MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek.
Susi melanjutkan, ketiga perusahaan tersebut masing-masing bergerak di bidang properti, drilling minyak bumi, hingga industri pupuk.
Susi membocorkan, salah satu perusahaan yakni yang bergerak di bidang properti akan mencatatkan sahamnya secara resmi pada 16 September 2019 mendatang. Perusahaan ini juga telah menggelar public expose.
Perusahaan tersebut adalah PT Bhakti Agung Propertindo yang akan melepas sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham miliknya. Dari hasil IPO, Susi bilang perusahaan berbasis di Ciledug ini ditargetkan akan meraup dana segar sekitar Rp 300 miliar.
Baca Juga: CEO Indonesia dan MNC Sekuritas dorong perusahaan untuk melantai di bursa saham
Sementara perusahaan yang bergerak di industri pupuk menunda jadwal IPO-nya yang seharusnya digelar bulan ini. “Harusnya sih IPO September tetapi mundur, mungkin sebulan atau dua bulan dengan memakai buku audit Juni,” tambah Susy.
Ada pun di tahun depan, Susy membocorkan sudah ada dua perusahaan yang bakal IPO lewat MNC Sekuritas.
Meski mendapat mandat IPO tiga perusahaan, Susy mengaku MNC Sekuritas belum mengantongi pipeline menerbitkan obligasi di semester ini. “Tadinya ada satu bank daerah tetapi mundur tahun depan,” imbuhnya.
Menurut hemat Susy, lesunya penerbitan obligasi disebabkan sulitnya menjual Surat Utang Jangka Menengah (Medium Term Note/MTN) dan pasar ekuitas yang dinilai lebih menarik.
Baca Juga: Hotel milik anak usaha Metropolitan Land (MTLA) ini bidik market kru maskapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News