kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MNC Energy Investments (IATA) Targetkan Produksi Batubara 10 Juta Ton di Tahun 2023


Selasa, 27 September 2022 / 06:57 WIB
MNC Energy Investments (IATA) Targetkan Produksi Batubara 10 Juta Ton di Tahun 2023


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) terus menggenjot produksi batubara. Tahun ini, IATA mengincar realisasi produksi sebesar 6,3 juta ton batubara. Jumlah itu melonjak  dibanding realisasi produksi tahun 2021 yang hanya 2,6 juta ton.

IATA juga menargetkan produksi batubara di tahun 2023 mendatang naik lagi menjadi 10 juta ton batubara. Niatan IATA mengejar kenaikan produksi diungkapkan oleh Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo di acara  acara Jasa Utama Capital Sekuritas (JUCS) Talk, Senin (26/9).

Hary Tanoe memperkirakan, IATA bisa mengeruk omzet sekitar US$ 250 juta ton dari angka produksi sekitar 6 juta ton batubara, dan sekitar US$ 400 juta - US$ 500 juta dari angka produksi 10 juta ton batubara. Estimasi tersebut dihitung dengan asumsi harga batubara kalori rendah di kisaran US$ 40 - US$ 50 per ton.

“Kalau coal itu tantangannya adalah bagaimana bisa memproduksi sebanyak-banyaknya secepat-cepatnya,” ujar Hary Tanoe memberi dalil peningkatan produksi (26/9).

Baca Juga: Intip pendorong Kinerja Mentereng MNC Energy Investments (IATA) di Semester I-2022

Lini usaha batubara IATA didukung oleh sumber daya batubara sebesar 464 juta ton, serta potensi batubara yang berdasarkan hasil eksplorasi awal perusahaan mencapai 1,1 miliar ton. Saat tulisan ini dibuat, IATA baru mengeksplorasi 30% dari sumber daya tersebut.

IATA memiliki konsesi atas sebanyak 8 Izin Usaha Pertambangan (IUP). Sebanyak 4 IUP di antaranya sudah dikembangkan, sedang pengembangan 4 IUP sisanya direncanakan menyusul.

Bukan tanpa alasan IATA memacu produksi emas hitam. Manajemen IATA mencatat, permintaan batubara dengan kalori rendah cukup marak belakangan, setidaknya sejak 2 tahun terakhir.

Faktor pendorongnya ialah tingginya kebutuhan energi global. Hal tersebut, menurut catatan manajemen IATA, telah mendorong banyak power plant untuk melakukan penyesuaian teknologi agar bisa menghasilkan energi dari batubara kalori rendah. Walhasil, ada saja permintaan batubara kalori rendah dari negara-negara seperti India, China, Vietnam, dan Thailand. 

Dengan persentase eksplorasi sumber daya yang baru mencapai 30%, manajemen IATA optimistis bahwa menaikkan angka produksi bukan pekerjaan yang sulit. Di sisi lain, IATA juga berencana menggelontorkan belanja modal untuk membangun infrastruktur seperti jalan dan conveyor belt demi mengejar target produksi 10 juta ton batubara di tahun 2023.

 

“Bangun jalan sama bangun conveyor itu biaya tambahannya kurang lebih sekitar US$ 10 juta, tidak besar juga. Jadi bisa didanai dari operasional IATA,” tandas Hary Tanoe.

Sedikit informasi, berdasarkan data internal perusahaan, IATA sudah merealisasikan produksi batubara sebanyak 1,86 juta ton dengan realisasi volume penjualan 1,79 juta di sepanjang paruh pertama tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×