Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) baru saja memperoleh pendanaan berupa utang. Produsen minuman beralkohol dengan merek Bintang dan Heineken ini menarik pinjaman dari perusahaan terafiiasinya yang bermarkas di Belanda.
“Perseroan telah melakukan penarikan pinjaman dengan Mouterij Albert N.V. sebesar Rp 500 miliar,” tulis laporan keuangan yang dirilis perseroan.
Penarikan pinjaman itu terdiri dari beberapa tahap. Pada periode 3 Juli sampai 3 Agustus, MLBI menarik Rp 100 miliar dengan suku bunga 7,62%. Lalu pada 8 Juli hingga 10 Agustus, MLBI mengambil Rp 100 miliar dengan bunga 7,64%. Kemudian di periode 10 Juli sampai 9 Oktober, MLBI menarik Rp 100 miliar dengan bunga 8,13%.
Lebih lanjut, MLBI menarik lagi Rp 100 miliar dengan bunga 8,27% pada periode 13 Juli sampai 13 Oktober. Terakhir, MLBI mengambil Rp 100 miliar dengan tingkat suku bunga 8,39% di periode 14 Juli sampai 14 Oktober.
Perjanjian fasilitas pinjaman antara MLBI dengan Mouterij Albert N.V. telah ditandatangani pada 28 Mei. MLBI dapat melakukan penarikan pinjaman dengan nilai maksimum Rp 1 triliun. Lalu bunga yang dikenakan adalah JIBOR +0,95%.
Apabila terdapat fasilitas pinjaman yang tidak terpakai dan dibatalkan, MLBI harus membayar biaya komitmen 0,3% per tahun. Adapun, fasilitas pinjaman ini akan berakhir pada 28 Mei 2018.
Dalam laporan keuangan semester pertama, MLBI tercatat memiliki utang bank jangka pendek senilai Rp 725 miliar. Pinjaman itu terdiri dari Rp 425 miliar ke pada Citibank dan Rp 300 miliar kepada Bank Rabobank International Indonesia.
Liabilitas MLBI tampak menipis 7,18% menjadi Rp 1,55 triliun. Namun ekuitasnya turun 17,08% dari Rp 533,79 miliar ke posisi Rp 442,61 miliar. Lebih lanjut, posisi kas MLBI merosot 72,88% dari Rp 146,36 miliar menjadi Rp 39,68 miliar. Asetnya pun turun 10,31% ke posisi Rp 2 triliun.
Pada semester pertama, pendapatan MLBI mengering 20,89% dari Rp 1,34 triliun ke posisi Rp 1,06 triliun. Kontribusi penjualan birnya berkurang dari 94,02% menjadi 90,93%. Akibat penjualan yang kurang moncer, laba MLBI pun terpangkas 48,43% dari Rp 348,21 miliar menjadi Rp 179,56 miliar.
Sekadar informasi, sebesar 81,78% saham MLBI dikuasai Heineken International B.V. Sementara masyarakat mengempit 18,22%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












