Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan emiten baru, yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Mitratel akan menambah daftar saham emiten sektor menara telekomunikasi.
Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mengatakan, saat ini saham sektor menara telekomunikasi masih berada pada fase downtrend jika dilihat secara teknikal. Ini terlihat dari harga saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Berdasarkan data RTI, dalam sebulan terakhir hingga Selasa (19/10) harga saham TBIG turun 5,28% dan TOWR turun 10,61%.
Namun dalam beberapa tahun ke belakang hingga sekarang, harga saham kedua emiten tersebut masih berada pada fase uptrend.
Dengan masuknya Mitratel, Ivan melihat, hal tersebut akan menjadi momentum euforia bagi saham-saham sektor menara seperti TOWR dan TBIG untuk mengalami penguatan jangka pendek. Sebab, adan kecendurungan saham-saham yang baru listing menguat setelah sahamnya diperdagangkan di BEI.
"Dan dampaknya juga akan berpengaruh terhadap saham-saham dengan bisnis yang sama," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (18/10).
Baca Juga: Mitratel, anak usaha Telkom ini akan IPO saham, apakah layak dibeli?
Di sisi lain, Ivan melihat, seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, perusahaan yang bergerak dibidang menara telekomunikasi masih akan berpotensi tumbuh positif. Ditambah lagi dengan adanya teknologi 5G yang semakin mendorong laju percepatan pertumbuhan dari sektor fiberisasi menara telekomunikasi.
Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan meyakini, selama infrastruktur di Indonesia belum seluruhnya terhubung maka masih ada kesempatan bertumbuh. Ia menilai, sektor telekomunikasi tumbuh paling pesat di daerah-daerah perkotaan yang jumlah penduduknya padat.
"Hal ini memberikan kesempatan kepada infrastruktur untuk terus tumbuh dan berkembang selama pembangunannya masih belum merata," ujarnya.
Nico merekomendasikan beli saham TBIG dan TOWR. Ia juga menyarankan investor mengamati pengumuman Mitratel lantaran akan memberikan kesempatan untuk memiliki saham dengan valuasi menarik di masa yang akan datang.
Menurutnya, dengan dukungan holding yang besar, tidak akan membuat anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini kesulitan melakukan penetrasi di pasar.
Sinergi ekosistem yang dimiliki Telkom akan menjadi andalan bagi Mitratel untuk tumbuh dengan cepat sejalan dengan perluasan bisnis telekomunikasi Telkom di seluruh Indonesia. Hanya saja secara tenant, Nico bilang, Mitratel masih kurang dibandingkan pesaingnya.
"Namun kami percaya hal itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk Mitratel menciptakan pertumbuhan kedepannya. Apalagi dengan dukungan 28.000 menara akan menjadi salah satu poin kelebihan dari Mitratel," ujarnya.
Sementara itu, Ivan masih menyarankan investor wait and see untuk saham TBIG dan TOWR. Ia melihat, dua saham tersebut masih cenderung melemah dan belum nampak ada tanda-tanda rebound secara teknikal.
"Namun untuk jangka panjang masih layak dicermati untuk dikoleksi, apabila TOWR bisa pullback di atas MA200-nya pada level Rp 1.200 dan TBIG break MA20 di level Rp 2.950 akan berpotensi melanjutkan penguatannya," imbuhnya.
Selanjutnya: BEI masih mengantongi 26 perusahaan dalam pipeline IPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News