Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, beban-beban lain sesungguhnya mengalami peningkatan, hanya saja masih mampu diimbangi oleh pertumbuhan top line yang signifikan.
Misalnya saja, beban pokok penjualan yang menebal 41,27% yoy menjadi Rp 1,11 triliun. Setelah pendapatan bersih dikurangi beban tersebut, laba bruto MIKA masih bisa terkerek 95,51% yoy menjadi Rp 1,27 triliun.
Adapun beban usaha MIKA juga dibukukan naik 26,88% yoy menjadi Rp 406,37 miliar. Akan tetapi, kenaikan itu belum bisa menekan laba usahanya. Tercatat laba usaha MIKA masih bertumbuh 146,50% yoy menjadi Rp 895,56 miliar.
Asal tahu saja, laba usaha yang meningkat drastis itu tidak terlepas dari beban operasi yang menipis, juga pendapatan operasional yang mencapai Rp 27,78 miliar sepanjang semester I 2021.
Baca Juga: PPKM diperpanjang, simak saham pilihan RHB Sekuritas
Beban lain yang mengalami kenaikan ada beban keuangan yang menebal 23,88% yoy menjadi Rp 6,49 miliar. Ada juga beban pajak penghasilan bersih yang membengkak 177,34% yoy menjadi Rp 211,42 miliar.
Sekadar informasi, hingga akhir Juni 2021, total aset yang dimiliki MIKA mencapai Rp 7,06 triliun. Jumlah ini naik 10,89% dibanding akhir tahun lalu. Sementara, total liabilitasnya terkerek 1,52% menjadi Rp 868,17 miliar dan total ekuitasnya naik 12,34% menjadi Rp 6,19 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News