kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitra Keluarga ekspansi rumah sakit Rp 2,1 triliun


Senin, 16 Maret 2015 / 15:55 WIB
Mitra Keluarga ekspansi rumah sakit Rp 2,1 triliun
ILUSTRASI. Marshall meluncurkan tiga speaker portable baru Willen, Emberton II, Middleton


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Johana K.

JAKARTA. PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA) ingin mengembangkan bisnis rumah sakitnya. Emiten yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) 24 Maret mendatang ini akan berekspansi membangun rumah sakit dengan dana hingga Rp 2,1 triliun.

Mitra Keluarga berencana membangun 7 rumah sakit sampai tahun 2019. Untuk satu rumah sakit, biaya investasinya yakni sekitar Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar. Untuk lokasi pembangunan rumah sakitnya, Mitra Keluarga mengincar 5-6 rumah sakit di Jabodetabek dan 1-2 di Surabaya.

"Saat ini total 11 rumah sakit. Nanti akan menjadi 18 rumah sakit," ungkap Direktur Utama Mitra Keluarga, Rustiyan Oen, Senin, (16/3).

Dengan adanya penambahan rumah sakit itu, jumlah tempat tidur yang dimiliki pun akan melonjak. Saat ini, Mitra Keluarga mempunyai 1.750 tempat tidur. Lalu di 2019, jumlah tempat tidurnya akan melonjak 94,28% jadi 3.400.

Rustiyan mengungkapkan bahwa pangsa pasar rumah sakit dilihat berdasarkan jumlah tempat tidur. Pada akhir 2013, total tempat tidur pada rumah sakit di Indonesia yakni 280.000 unit yang terdiri atas 180.000 unit di rumah sakit milik pemerintah dan 100.000 unit di rumah sakit swasta. Artinya, pangsa pasar Mitra Keluarga adalah 0,625% di akhir 2013.

Ia memaparkan bahwa model bisnis rumah sakit Mitra Keluarga adalah membangun dan mengelola sendiri. Sejauh ini, Mitra Keluarga tak pernah mengakuisisi rumah sakit untuk kepemilikannya.

Rustiyan bilang, tantangan untuk bisnis rumah sakit adalah mahalnya harga tanah untuk pembangunan rumah sakit. Untuk mendirikan satu rumah sakit, Mitra Keluarga membutuhkan tanah dengan luas minimal 1 hektar. Kemudian tantangan selanjutnya adalah kebutuhan terhadap dokter spesialis yang hanya sedikit.

Terkait menguatnya Dollar, Rustiyan merasa dampaknya ke perseroan tak signifikan. Kebutuhan Dollar Mitra Keluarga paling besar digunakan untuk impor alat medis seperti CT-scan, MRI, dan lain-lain. Namun komponen Dollar terhadap total biayanya hanya sekitar 5% sampai 10%.

Pada kuartal ketiga 2014, Mitra Keluarga membukukan laba Rp 393,44 miliar. Angka tersebut meningkat 25,89% dari Rp 312,52 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatannya naik 10,6% dari Rp 1,32 triliun ke posisi Rp 1,46 triliun.

Aset Mitra Keluarga adalah Rp 2,04 triliun. Liabilitasnya tercatat Rp 368,16 miliar dan ekuitasnya sebesar Rp 1,67 triliun. Lalu kas dan setara kasnya yakni Rp 928,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×