kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mirae Asset Sekuritas prediksi dampak tapering tak akan separah tahun 2013


Senin, 13 September 2021 / 13:32 WIB
Mirae Asset Sekuritas prediksi dampak tapering tak akan separah tahun 2013
ILUSTRASI. Mirae Asset Sekuritas memperkirakan tapering The Fed kemungkinan terjadi pada Desember 2021.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi, efek kebijakan tapering off yang akan dilakukan Federal Reserve terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak akan separah dampak taper tantrum tahun 2013. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menjelaskan, ada dua faktor yang mendorong hal itu terjadi.

Pertama, arus dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia dari kebijakan quantitative easing (QE) saat ini secara signifikan lebih rendah dari dana yang masuk saat QE setelah krisis keuangan 2008. Kedua, kondisi makro-ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding kondisi makro-ekonomi tahun 2013.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas pun memprediksi, defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia sepanjang tahun 2021 hanya sebesar 1,1% terhadap pertumbuhan ekonomi. Angka ini lebih kecil dari CAD Indonesia selama taper tantrum 2013 yang mencapai lebih dari 3% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Sektor ritel berpotensi membaik di kuartal keempat, ini rekomendasi LPPF dan MAPI

Sebelumnya, The Fed mengindikasikan akan melalukan tapering off dengan mengurangi pembelian obligasi pada akhir tahun 2021. Di sisi lain, bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut mengindikasikan bahwa suku bunga acuannya tidak akan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Mirae Asset Sekuritas memperkirakan tapering The Fed kemungkinan terjadi pada Desember 2021.

Selain prediksi dampak tapering yang tidak akan separah tahun 2013, IHSG saat ini juga dipengaruhi oleh perkembangan kasus Covid-19 yang terus turun ke tingkat sebelum PPKM Darurat diterapkan. Per 9 September 2021, kasus positif harian di Indonesia berkurang 87% menjadi 6.000 per hari dari puncaknya pada pertengahan Juli 2021.

Hal ini terutama didorong oleh penurunan yang lebih tajam di Jakarta, yakni 98% dari level puncaknya menjadi di bawah 500 kasus per hari. "Alhasil, langkah-langkah pembatasan mobilitas dilonggarkan di lebih banyak kota dan kegiatan ekonomi telah ditingkatkan secara bertahap. Kami menyukai MAPA dan BSDE sebagai saham yang memperoleh sentimen positif pembukaan kembali ekonomi," kata Hariyanto dalam riset, Senin (13/9).

Baca Juga: IHSG turun 0,66% ke 6.054 pada akhir sesi I, Senin (13/9)

Di samping itu, kinerja emiten unggulan kuartal kedua 2021 juga memperlihatkan realisasi yang lebih baik daripada harapan. Per 10 September 2021, sebanyak 42 emiten dari 45 emiten yang menjadi anggota indeks LQ45 telah merilis laporan keuangannya.

Secara agregat, laba bersih pada kuartal kedua 2021 tumbuh 2,4% dibanding kuartal sebelumnya dan secara tahunan meningkat 65,8%. Sementara itu, pendapatan secara agregat naik 4,5% secara kuartalan dan meningkat 26% secara tahunan. Menurut Hariyanto, kinerja secara tahunan dapat tumbuh double digit seiring basis kinerja yang rendah pada kuartal kedua 2020.

"Secara keseluruhan, sebanyak 40% dari total perusahaan yang telah merilis laporan keuangan mereka membukukan run-rate enam bulan pertama 2021 di atas ekspektasi dibandingkan dengan estimasi laba bersih sepanjang 2021 konsensus," ucap Hariyanto. Sementara itu, kinerja 33% perusahaan sejalan dengan ekspektasi konsensus, sedangkan sisanya 28% di bawah ekspektasi.

Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas mendepak lima saham dari top picks, berikut saham penggantinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×