Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mendepak lima saham dari daftar pilihan saham teratas (top picks). Lima saham tersebut adalah PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
Sebagai gantinya, Mirae Asset Sekuritas memasukkan lima saham baru, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Dalam riset yang dirilis Senin, 13 September 2021, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menjabarkan alasan Mirae Asset Sekuritas memilih lima saham tersebut. Berikut adalah ulasannya:
Mirae Asset Sekuritas yakin, konsolidasi PT Bank Syariah Mandiri ke dalam PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit dan pendapatan BMRI. Selain itu, peluncuran super app Livin 2.0 pada akhir tahun ini diprediksi akan membawa BMRI menjadi yang terdepan dalam persaingan perbankan digital, terutama dalam melawan pemain baru.
Realisasi pendapatan BMRI sepanjang tujuh bulan pertama 2021 juga telah melebihi ekspektasi konsensus. Menurut Hariyanto, pendapatan BMRI pada tujuh bulan pertama telah mencapai sekitar 65,3% dari ekspektasi pendapatan konsensus untuk sepanjang tahun 2021.
Baca Juga: Pamor value stock naik lagi, analis jagokan saham-saham ini
Mirae Asset Sekuritas menyukai BSDE karena merupakan salah satu perusahaan yang akan memperoleh keuntungan dari adanya pemulihan marketing sales dari para end-user. Pemulihan tersebut seiring dengan adanya stimulus pemerintah berupa potongan PPN yang berlaku hingga akhir tahun ini.
Sepanjang semester I 2021, BSDE membukukan marketing sales sebesar Rp 4,5 triliun atau meningkat 56% secara tahunan. Perolehan tersebut setara 65% dibanding target marketing sales hingga akhir tahun yang mencapai Rp 7 triliun. Pelonggaran PPKM juga dinilai akan memberikan efek positif terhadap recurring income BSDE pada kuartal IV-2021.
Menurut Hariyanto, BSDE juga punya potensi positif terkait adanya kemungkinan untuk ekspansi bisnis ke pusat data. Hal ini terkait dengan proyek Integrated Smart Digital City milik Sinarmas Land (“Digital Hub”) yang berlokasi di Area BSD serta terhubung dengan Green Office Park BSDE.
Hariyanto menilai, valuasi saham BSDE juga sudah tergolong murah. BSDE saat ini diperdagangkan pada c.70% diskon untuk perhitungan konsensus NAV.
Baca Juga: Harga nikel dan batubara masih berpotensi naik di semester kedua
ITMG dipilih karena Mirae Asset Sekuritas memprediksi, pertumbuhan pendapatan ITMG akan berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang. Hal ini seiring dengan harga batubara dunia yang bertahan di level tinggi.
Untuk kuartal II-2021, Mirae Asset Sekuritas mencatat, harga jual rata-rata (ASP) ITMG masih tertinggal dari tingkat harga batubara spot saat ini karena perusahaan menerapkan kontrak jangka panjang. Biasanya, harga jual batubara ITMG tertinggal sekitar 3-6 bulan dari harga batubara spot.
Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas yakin, kenaikan harga batubara global saat ini akan tercermin pada ASP ITMG di semester kedua 2021.
"Kami juga yakin bahwa perusahaan akan berhasil menghasilkan volume produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di semester kedua 2021. Hal ini sejalan dengan cuaca yang menguntungkan dan potensi relaksasi pembatasan sosial yang akan mendukung ITMG beroperasi pada paruh kedua tahun ini," ucap Hariyanto.
Baca Juga: IHSG turun di awal perdagangan Senin (13/9)
ANTM dipilih karena menjadi salah perusahaan yang diuntungkan dengan kenaikan harga nikel global. Menurut Hariyanto, harga nikel dunia baru saja melampaui level US$ 20.000 per ton, level tertinggi sejak Juni 2014. Hariyanto juga menyebutkan empat faktor yang membuat pertumbuhan pendapatan ANTM terus berlanjut.
Pertama, margin yang lebih tinggi pada segmen emas terkait dengan peningkatan penjualan domestik. Kedua, pertumbuhan yang kuat pada volume penjualan bijih nikel didorong oleh permintaan yang lebih tinggi dari smelter domestik. Asal tahu saja, ANTM menargetkan produksi bijih nikel meningkat menjadi 8,4 juta ton pada 2021 dari 4,7 juta ton di 2020.
Ketiga, adanya propspek positif terhadap harga nikel pada 2021. Keempat, adanya proyek potensial ANTM di Indonesia Battery Corporation (IBC).
Baca Juga: Kinerja BUMN tambang membaik terangkat harga komoditas
Sama seperti ANTM, INCO dipilih karena menjadi salah perusahaan yang diuntungkan dengan kenaikan harga nikel global. "Kami memperkirakan pendapatan kuartalannya akan meningkat di kuartal mendatang didukung oleh kombinasi harga nikel yang tinggi dan pemulihan bertahap dalam produksi," ucap Hariyanto.
Setelah adanya pergantian saham-saham tersebut, kini top picks Mirae Asset Sekuritas terdiri dari delapan saham, yaitu BBNI, BMRI, BTPS, MAPA, BSDE, ITMG, ANTM, dan INCO. Menurut Hariyanto, per 10 September 2021, saham-saham top picks Mirae Asset Sekuritas menghasilkan akumulasi pengembalian (return) 32,0%.
Sementara itu, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru minus 4,6%. Angka ini terhitung sejak laporan bulanan pertama top picks Mirae Asset Sekuritas dirilis pada Agustus 2019.
Baca Juga: Bahana TCW: Sektor teknologi dan kesehatan jadi pilihan investasi saat pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News