kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Minyak WTI naik ke US$ 54,09 per barel, setelah turun enam hari berturut-turut


Rabu, 02 Oktober 2019 / 14:51 WIB
Minyak WTI naik ke US$ 54,09 per barel, setelah turun enam hari berturut-turut
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia rebound dari penurunan harga beberapa hari, Rabu (2/10). Naiknya harga minyak setelah data menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, pukul 14.34 WIB, Minyak West Texas Intermediate (WTI) ke US$ 54,09 per barel atau naik 0,88%. Sedangkan minyak Brent pengiriman Desember 2019 ke US$ 59,15 per barel atau naik 0,44%.

Baca Juga: Harga emas turun 0,19% di level US$ 1.476,19 per ons troi

Sebelumnya, minyak WTI untuk pengiriman November 2019 ditutup untuk penurunan untuk sesi keenam berturut-turut pada Selasa (1/10).

Merupakan penurunan terpanjang minyak WTI tahun ini. Pemicunya yakni merosotnya aktivitas manufaktur AS ke level terendah 10 tahun karena ketegangan perdagangan AS dan China.

"Brent dan WTI telah menghapus kerugian (Selasa) pada awal perdagangan," Jeffrey Halley, analis senior pasar  OANDA dilansir dari Reuters.

Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS turun pekan lalu sebesar 5,9 juta barel, terhadap ekspektasi untuk kenaikan 1,6 juta barel.

Baca Juga: Harga minyak rebound setelah data stok minyak AS turun pekan lalu

Laporan persediaan minyak mingguan Administrasi Informasi Energi dijadwalkan diumumkan hari ini.

Asal tahu, harga minyak sekarang berada di bawah level sebelum serangan 14 September terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco.

"Itu berarti pasar tidak menetapkan premi risiko apa pun dari potensi serangan lebih lanjut," kata Howie Lee, ekonom di bank OCBC Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×