Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski tipis, harga minyak mentah WTI masih catat kenaikan. Dukungan terbesar datang dari optimisme pelaku pasar menyambut pemangkasan produksi yang akan dilakukan OPEC di awal 2017 yang sudah di depan mata.
Mengutip Bloomberg, Jumat (30/12) pukul 18.15 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,07% di level US$ 53,80 per barel dibanding hari sebelumnya.
“Ke depannya faktor yang menjadi sorotan pasar adalah bagaimana para anggota OPEC menjaga komitmennya dalam upaya pemangkasan produksi,” kata Takayuki Nogami, Chief Economist Japan Oil, Gas and Metals National Corp seperti dikutip dari Bloomberg.
Memang seperti yang sudah disepakati dalam rapat OPEC akhir November 2016 lalu, para produsen OPEC siap memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari. Hal tersebut memang memberikan angin segar bagi pergerakan harga minyak ke depannya.
“Kesepakatan memang sudah tercapai, tapi satu negara saja memutuskan untuk tidak melakukan pemangkasan produksi maka akan ada gejolak lagi dan peluang gagalnya rencana pemotongan produksi ini,” tambah Takayuki.
Kekhawatiran akan hal ini pula yang turut membuat kenaikan harga minyak WTI cenderung terbatas. Sementara di sisi lain dilaporkan Energy Information Administration (EIA) bahwa stok minyak AS pekan lalu naik 614.000 barel menjadi 486 juta barel dibanding pekan sebelumnya.
Begitu juga dengan stok di pelabuhan pengiriman minyak terbesar AS, Cushing, Oklahoma yang bertambah 172.000 barel menjadi 66,4 juta barel.
Maka sampai saat ini pergerakan harga minyak WTI masih terus tarik menarik. Namun harga minyak tetap berpeluang menutup tahun 2016 dengan catatan kenaikan harga tahunan tertinggi sejak 2009 atau kenaikan tahunan harga minyak pertama dalam tiga tahun terakhir. Sebagai informasi, sejak akhir 2015 lalu harga minyak WTI sudah terhitung melesat 20,65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News