Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga minyak dunia mencatatkan penguatan di minggu kedua, serta berhasil menyentuh level tertinggi dalam enam bulan. Penurunan produksi minyak Amerika Serikat serta kebakaran hutan Kanada yang semakin luas menjadi katalis pemanas harga minyak.
Mengutip Bloomberg, Jumat (20/5) harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 1% ke level US$ 48,64 per barel dibanding sehari sebelumnya. Angka tersebut juga merupakan level tertinggi sejak November 2015. Sementara untuk sepekan terakhir, harga minyak melonjak 5,3%.
Energy Information Administration (EIA) pekan ini merilis data output minyak AS yang meluncur di minggu kesepuluh dan berada di level terendah sejak September 2014. Hal tersebut didukung oleh naiknya penggunaan bensin sebelum periode permintaan musiman.
"Kita mendapat hasil dari kenaikan permintaan AS dan dikombinasi dengan berita pasokan yang mendukung bullish," ujar Jonathan Barratt, Chief Investment Officer Ayers Alliance Securities di Sydney, seperti dikutip Bloomberg. "Kecuali ada alasan mendasar untuk membeli minyak, saya pikir level US$ 50 per barel adalah tingkat psikologis yang sulit ditembus," ujarnya.
Dari data EIA, produksi minyak AS turun menjadi 8,79 juta barel per hari pada pekan lalu. Konsumsi bensin rata-rata mencapai 9,56 juta barel per hari atau level tertinggi dalam satu dekade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News