CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.156   -58,36   -0,81%
  • KOMPAS100 1.093   -9,52   -0,86%
  • LQ45 871   -4,28   -0,49%
  • ISSI 216   -2,39   -1,10%
  • IDX30 447   -1,61   -0,36%
  • IDXHIDIV20 540   -0,03   -0,01%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,07%
  • IDXQ30 149   -0,27   -0,18%

Minyak mentah melemah di bawah US$ 50 per barrel


Kamis, 23 Juli 2015 / 06:50 WIB
Minyak mentah melemah di bawah US$ 50 per barrel


Sumber: AFP | Editor: Uji Agung Santosa

NEW YORK. Harga minyak dunia turun pada Kamis pagi. Harga minyak turun setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan data persediaan minyak mentah lebih tinggi, sehingga menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.

Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun US$ 1,67 per barrel menjadi US$ 49,19 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah berakhir di bawah US$ 50 per barel untuk pertama kalinya sejak 2 April.

Sedangkan untuk harga minyak patokan Eropa, Brent, untuk pengiriman September turun 91 sen menjadi ditutup pada US$ 56,13 per barel di perdagangan London.

Departemen Energi mengatakan stok minyak mentah komersial AS naik 2,5 juta barel pada pekan lalu, sementara persediaan di Cushing, Oklahoma bertambah 800.000 barel. Laporan juga menunjukkan produksi minyak mentah AS sedikit berubah pada tingkat dekat rekor sekitar 9,6 juta barel per hari. "Ada banyak hal negatif di pasar sekarang," kata John Kilduff, ekonom Again Capital.

Dia bilang, berkurangnya permintaan bahan bakar di AS pada minggu-minggu terakhir juga menjadi elemen bearish lainnya. Selain iyu analis juga menyebutkan penguatan dolar sebagai hambatan pada harga minyak mentah.

Penguatan dollar berefek ke harga minyak, karena minyak mentah dijual dalam dolar di pasar global. Dengan dollar yang menguat maka komoditas ini menjadi lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya ketika greenback menguat.

Tim Evans, analis Citi Futures mengatakan, penurunan harga minyak di bawah US$ 50 per barel bisa berdampak psikologis dan menyebabkan penjualan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×