kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak global menembus rekor tertinggi setelah serangan AS menewaskan Jenderal Iran


Jumat, 03 Januari 2020 / 11:28 WIB
Minyak global menembus rekor tertinggi setelah serangan AS menewaskan Jenderal Iran
ILUSTRASI. Melansir Bloomberg, pukul 11.05 WIB, minyak Brent pengiriman Maret 2020 ke US$ 68,15 per barel atau naik 2,87% dari sesi sebelumnya. Picture taken February 10, 2019. REUTERS/Nick Oxford/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia menembus rekor tertinggi sejak September 2019, Jumat (3/1). Tersulut ketegangan Timur Tengah setelah serangan udara Amerika Serikat (AS) menewaskan personel militer Iran dan Irak.

Melansir Bloomberg, pukul 11.05 WIB, minyak Brent pengiriman Maret 2020 ke US$ 68,15 per barel atau naik 2,87% dari sesi sebelumnya. Merupakan rekor harga tertinggi sejak 17 September.

Baca Juga: Hari pertama perdagangan 2020, investor global happy dengan pasar

Senada, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Februari 2020 ke US$ 62,83 per barel atau naik 2,65%. Sebelumnya, menyentuh US$ 63,84 per barel, tertinggi sejak 1 Mei.

"Risiko dari sisi pasokan tetap meningkat di Timur Tengah dan kita bisa melihat ketegangan terus meningkat antara AS dan milisi yang didukung Iran di Irak," kata Edward Moya, analis OANDA, dalam email ke Reuters.

Sebuah serangan udara di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat pagi menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, seorang juru bicara milisi Irak mengatakan kepada Reuters.

Baca Juga: Harga minyak naik di hari perdana perdagangan

Pentagon kemudian mengonfirmasi bahwa itu adalah serangan udara AS yang menewaskan Soleimani.

Harga minyak juga terangkat oleh langkah bank sentral China (PBoC) mengatakan pada hari Rabu pihaknya memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan dalam cadangan bank, melepaskan sekitar 800 miliar yuan ($ 115 miliar) dana untuk menopang perlambatan ekonomi China.

Kebijakan ini disampaikan tak lama setelah data menunjukkan produksi China terus tumbuh pada kecepatan yang solid dan kepercayaan bisnis yang melonjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×