Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -LONDON. Pasar saham dunia memulai tahun baru dengan suntikan stimulus China untuk memastikan ekonominya berjalan sesuai target.
Bank sentral China mengatakan, semalam, China telah mengguyur uang tunai dalam jumlah sangat besar untuk bank. Ini sebagai langkah stimulus yang kedelapan sejak tahun 2018. Stimulus yang menggelontor ke pasar sekitar 800 miliar yuan atau sekitar U$$ 115 miliar . Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan ekonominya.
Sementara, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencuit, bahwa perjanjian perdagangan pada fase pertama yang lama ditunggu-tunggu dengan Beijing akan ditandatangani pada 15 Januari nanti.
Dikutip dari Reuters (02/01) pasar saham utama Eropa di hari perdagangan perdana tahun 2020 dibuka naik 0,4% menjadi 0,8%, mengikuti pasar Asia yang bergigi dengan kenaikan lebih tinggi pada sesi perdagangan pertama. Sementara Futures A.S. berharap kenaikan serupa di Wall Street, S&P 500 naik 0,4%.
Indeks MSCI juga bertambah 0,2% menjadi 3,3% pada bulan Desember, naik 24% naik sepanjang tahun 2019 lalu.
"Selama jangka waktu yang lebih panjang, kami percaya saham global memiliki potensi kinerja yang lebih besar daripada obligasi global, didukung oleh pertumbuhan yang berkelanjutan dan inflasi yang moderat," kata Franklin Templeton dalam prospek 2020, meskipun menekankan masih berhati-hati untuk saat ini.
Beberapa data PMI manufaktur zona euro yang suram direvisi lebih tinggi. Ini mendorong ekspektasi inflasi. Adapun obligasi 15-tahun Jerman secara singkat berubah positif untuk pertama kalinya sejak bulan Juli 2019. "Meskipun perusahaan tumbuh agak lebih optimis tentang tahun depan, pengembalian ke pertumbuhan masih jauh," ujar Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit, yang menyusun indeks manajer pembelian.
Efek Dollar AS
Di pasar mata uang, dolar AS naik terhadap mata uang utama, kenaikan ditutup di tengah ekspektasi prospek pertumbuhan dan perdagangan global yang lebih baik serta kinerja ekonomi AS yang juga lebih baik.
Dolar menguat 0,1% terhadap yen di 108,81. Sementara Euro turun 0,02% menjadi 1,1208.
Setelah stimulus di Beijing, yuan Tiongkok ditutup 6,9631, terkuatnya terhadap dollar sejak 2 Agustus.
Pemotongan persyaratan cadangan sebelum liburan Tahun Baru Imlek Januari serta janji Perdana Menteri Li Keqiang bulan lalu untuk memberikan lebih banyak stimulus berefek ke yuan.
Indeks blue-chip China, salah satu pemain terbaik di dunia tahun lalu juga naik 1,4%, mencapai tertinggi sejak 7 Februari 2018. Adapun Hang Seng Hong Kong bertambah 1,25%.
Sementara, harga minyak naik karena ketegangan di Timur Tengah memicu kekhawatiran tentang pasokan. Militer A.S. melakukan serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran akhir pekan lalu. Akibatnya, para pengunjuk rasa menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad pada hari Rabu, kemudian mundur setelah Amerika Serikat mengerahkan pasukan tambahan.
Minyak mentah AS naik 0,3% menjadi $ 61,28 dan patokan global, minyak mentah Brent naik 0,4% menjadi $ 66,27 per barel, membangun kenaikan yang memberi pasar minyak kenaikan tahunan terbesar dalam tiga tahun pada 2019.
Emas, yang diuntungkan dari melemahnya dolar juga naik 0,25% di pasar spot meskipun ada kenaikan mata uang A.S. Terakhir diambil $ 1.520 per ons.
Allhasil, tahun baru membuat investor global bersorak atas saham yang bergemuruh. Sementara pasar saham di Indonesia ditutup, melemah 0,25% ke 6.283,58. Meski begitu, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih alias net buy senilai Rp 170,02 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News