kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Minyak Brent bisa bertahan di US$ 114 per barel


Selasa, 03 September 2013 / 11:02 WIB
Minyak Brent bisa bertahan di US$ 114 per barel
ILUSTRASI. Ilustrasi cara membuat SKCK Online. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.


Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri

SINGAPURA. Harga minyak mentah berjangka turun hari ini Selasa (3/9) menyusul meredanya kekhawatiran serangan militer Amerika Serikat ke Suriah. Minyak mentah Brent tergelincir 15 sen menjadi US$ 114,18 per barel. Sedangkan harga minyak AS turun 98% menjadi US$ 106,68 per barel.

Walaupun harga mereda, namun, harga minyak Brent diproyeksikan bertahan di kisaran US$ 114 per barel karena investor fokus pada kebangkitan ekonomi.

Data Eropa dan China, serta pemulihan yang stabil di Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya perbaikan ekonomi global. Investor kini menunggu data pekerjaan AS yang akan dirilis hari Jumat.

Data pekerjaan itu diramalkan akan menjadi acuan sikap dari bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve untuk membuat keputusan soal stimulus moneter.

"Minyak tidak bisa bergerak keluar dari jangkauan saat ini, sampai ada data angka pekerjaan AS dan tiba-tiba ada ketegangan baru di Suriah ," kata Ken Hasegawa, manajer penjualan komoditas di Newedge Jepang .

Selain itu, harga minyak juga menanti rincian dari sikap The Fed terkait dengan pengurangan stimulus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×