kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Minat pada lelang SBSN berpotensi menurun karena pelemahan rupiah


Minggu, 02 September 2018 / 19:14 WIB
Minat pada lelang SBSN berpotensi menurun karena pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah yang melemah cukup dalam sepekan lalu analis proyeksikan menjadi sentimen negatif dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan berlangsung, Selasa (4/9).

Pemerintah kembali akan menggelar lelang SBSN dengan target indikatif Rp 4 triliun. Dalam lelang yang menawarkan enam seri ini, I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas proyeksikan penawaran yang masuk sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7 Triliun. Padahal, pada lelang SBSN dua pekan sebelumnya jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 14 triliun.

Made mengatakan pelemahan rupiah yang mencapai level terendah dalam dua dekade terakhir di Rp 14.710 per dollar AS berdasarkan Bloomberg ini bisa menekan permintaan dalam lelang SBSN.

"Pelemahan rupiah di akhir pekan membuat investor berhati-hati, mereka khawatir ketika biding rupiah berlanjut terus melemah walaupun SBSN tidak begitu sensitif pengaruhnya pada nilai tukar bila dibanding Surat Utang Negara (SUN)," kata Made, Jumat (31/8). Namun, kelak investor tetap mengacu pada SUN.

Made kembali menegaskan dengan pelemahan rupiah juga tetap akan mempengaruhi minat investor untuk cenderung berhati-hati pada lelang SBSN meski, dalam SBSN mayoritas investor berasal dari dalam negeri dan tidak terpengaruh nilai tukar.

Untuk yield yang para investor minta, Made memproyeksikan dengan kondisi pasar obligasi yang belum pulih dan ditambah pergerakan nilai tukar yang semakin melemah, maka yield diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan pada lelang SBSN dua pekan lalu.

Made memproyeksikan, investor akan lebih banyak memburu seri tenor pendek, seperti SPN-S 05032019 dan SPN-S 05062019 yang akan jatuh tempo pada 5 Maret 2019 dan 5 Juni 2019. Selain itu, investor juga masih banyak akan memburu seri PBS016 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2020.

Sementara, untuk seri surat utang bertenor lebih panjang, Made katakan saat ini bisa investor manfaatkan untuk investasi jangka panjang dengan mendapat yield yang lebih menarik.

"Dengan adanya koreksi bagi investor jangka panjang akan lebih diuntungkan karena bisa dapat yield yang lebih menarik saat market koreksi," kata Made.

Seri SBSN dengan tenor lebih panjang yang juga akan dilelang pekan depan adalah PBS002 yang akan jatuh tempo pada 15 Januari 2022. Selanjutnya, ada seri PBS012 dan PBS015 yang akan jatuh tempo pada 15 November 2031 dan 15 Juli 2047.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×