Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lebih lanjut, terkait outlook dan rating obligasi korporasi pada sisa tahun ini, selama fundamental Indonesia tidak mengalami penurunan berarti, Ramdhan melihat secara umum outlooknya akan sudah stabil dengan rating yang jauh lebih baik dari tahun lalu.
Sementara untuk risiko, salah satunya adalah adanya kenaikan suku bungan. Hanya saja, Ramdhan meyakini, baik di Indonesia maupun global belum akan ada kenaikan tingkat suku bunga acuan. Namun, satu risiko yang patut diwaspadai adalah ancaman pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.
“Bahkan di beberapa negara sudah kembali memberlakukan lockdown seiring kembali melonjaknya kasus positif. Hal ini berpotensi membuat kehati-hatian di pasar meningkat,” ujarnya.
Dalam memilih obligasi korporasi, Dimas menyarankan para investor untuk selalu mempertimbangkan creditworthiness penerbit, track record perusahaan, rating maupun ekspektasi rating apakah ada potensi mengalami pemangkasan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Terbitkan saham dan obligasi, Solusi Tunas Pratama (SUPR) membidik dana Rp 22 triliun
Dimas pun meyakini, saat ini sebaiknya investor memilih obligasi korporasi dari penerbit dengan rating minimal A.
“Selain aspek kuantitatif seperti 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition), laporan keuangan, serta guidance perusahaan ke depan, aspek kualitatif tidak kalah penting. Terkadang ada penerbit yang sebenarnya mampu bayar, tapi memanfaatkan kesempatan untuk menunda pembayaran dengan alasan pandemi atau kupon sedang volatile, ini harus dipertimbangkan,” pungkas Dimas.
Selanjutnya: Pema Global Energi kelola 100% hak partisipasi Blok B
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News