Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer investasi (MI) masih optimistis dana kelolaan reksadana bisa terus bertambah hingga akhir tahun ini. Kondisi pasar yang lebih kondusif bakal mendukung pertumbuhan dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM).
Berdasarkan data OJK, dana kelolaan industri reksadana bulan Agustus lebih rendah dibandingkan bulan Juli. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana per 31 Agustus 2023 tercatat sebesar Rp 513,24 triliun atau turun 0,66% secara month to date (mtd).
Senior Vice President, Head of Retail Marketing & Product Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi melihat, turunnya dana kelolaan reksadana seiring dengan adanya volatilitas pasar global. Di mana yield obligasi naik dan harga saham terkoreksi.
"Hal ini mengakibatkan penurunan dana kelolaan akibat koreksi harga aset dasar," ucap Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (6/9).
Dari sisi internal, dana kelolaan reksadana yang lebih rendah dari bulan lalu karena investor menjajaki produk baru yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Seperti diketahui, Bank Indonesia meluncurkan SRBI pada 15 Agustus 2023 sehingga mendorong rotasi ke instrumen baru.
Baca Juga: MI Lebih Berhati-hati, Dana Kelolaan Industri Reksadana Turun di Agustus 2023
Reza mengungkapkan, reksadana pasar uang menjadi kelas aset dengan nilai penambahan AUM paling sedikit selama bulan Agustus di Henan Putihrai AM. Hal tersebut kemungkinan karena investor sudah mulai bergerak meninggalkan aset safe haven dan masuk ke aset yang lebih agresif seperti reksadana saham.
Reksadana saham sendiri merupakan kelas aset yang paling banyak diminati di HPAM. Henan Putihrai AM mengandalkan HPAM Ekuitas syariah berkah sebagai produk unggulan.
Reza bilang, total AUM yang dikelola Henan Putihrai AM sudah bertumbuh menjadi Rp 8,4 triliun per akhir Agustus 2023.
Angka tersebut disebut sudah sesuai target pengelolaan AUM reksadana di tahun ini.
Direktur Panin AM Rudiyanto memaparkan bahwa reksadana yang mencatatkan pengurangan dana kelolaan paling besar dibandingkan Juli 2023 adalah reksa dana campuran karena adanya aksi profit taking dari salah satu nasabah institusi. Sedangkan, penambahan AUM paling banyak yaitu pada reksadana pendapatan tetap di Agustus 2023.
Panin AM masih melihat reksadana pendapatan tetap berada di jalur positif, di mana pemerintah masih memiliki SILPA alias Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang besar. Sehingga, memungkinkan Kementerian Keuangan untuk mengendalikan suplai obligasi dan menyebabkan harga obligasi terjaga.
Baca Juga: Semester II-2023, AAJI Optimis Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Lebih Positif
Selain itu, hingga saat ini Bank Indonesia (BI) pun masih menahan tingkat suku bunga di level 5.75% dan belum ada tanda-tanda bahwa suku bunga acuan BI akan kembali mengalami kenaikan.
Sementara, likuiditas bank semakin ketat yang akan membuat suku bunga deposito bank masih memiliki kemungkinan untuk mengalami kenaikan positif bagi reksadana pasar uang. Pasar saham juga punya prospek yang lebih baik karena pertumbuhan konsumsi domestik.
"Kami melihat pasar saham juga masih memiliki outlook yang positif terutama untuk sektor yang sejalan dengan pertumbuhan konsumsi domestik," ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Rabu (6/9).
Rudiyanto menyebutkan, total dana kelolaan Panin AM hingga akhir bulan Agustus sekitar Rp 15.27 triliun. Panin AM akan menerbitkan reksadana terproteksi secara berkala, dan juga produk reksa dana ritel sebagai strategi meningkatkan dana kelolaan.
Dari periode awal tahun hingga Agustus 2023, Panin AM sudah menerbitkan empat seri reksadana terproteksi dan reksadana offshore. Produk Terproteksi Panin 34 juga dijadwalkan akan terbit pada pertengahan September 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News