kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Trans Power Marine (TPMA) Optimistis Mencapai Target Kinerja Hingga Akhir Tahun


Kamis, 27 Juli 2023 / 19:31 WIB
Trans Power Marine (TPMA) Optimistis Mencapai Target Kinerja Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Trans Power Marine (TPMA) optimistis dapat meraih target bisnis yang stabil hingga akhir tahun ini.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) optimistis dapat meraih target bisnis yang stabil hingga akhir tahun ini. Faktor pendukungnya yakni permintaan komoditas batubara di Indonesia yang masih cukup tinggi. 

TPMA berhasil mencatatkan pertumbuhan sepanjang semester I-2023. Merujuk laporan keuangan per 30 Juni 2023, TPMA membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 32,42 juta. Nilai tersebut tumbuh 11,31 % secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari US$ 28,76 juta per 30 Juni 2022.

Sementara laba bersih yang berhasil diperoleh TPMA pada semester I-2023 mencapai US$ 9,07 juta. Pertumbuhan ini artinya mencapai 53,07% dibanding realisasi semester I-2022 yang sekitar US$ 5,93 juta.

Menurut dia, selama perekonomian tidak memburuk, TPMA akan tetap stabil hingga akhir tahun ini dan kinerja TPMA pun akan bertumbuh.

Baca Juga: Pendapatan Naik, Laba Bersih Trans Power Marine (TPMA) Melesat 52% di Semester I-2023

Saat ini, TPMA memiliki 38 unit kapal tunda, lalu 33 unit kapal tongkang, dan 3 crane barge. Direktur Trans Power Marine Rudy Setiono mengatakan, sedang mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sekitar US$ 40 juta. Salah satu penggunaan capex adalah untuk membeli 5 set kapal untuk perusahaan dan 20 set kapal untuk anak perusahaan, PT Trans Logistik Perkasa. 

Namun, Rudy menjelaskan terjadi perlambatan 5 set kapal tersebut. Penyebabnya karena ketersediaan bahan baku yang terdampak salah satunya dari perang Ukraina dan Rusia.

“Kendalanya karena ketersediaan bahan baku yang terdampak dari perang Ukraina dan Rusia yang menyebabkan harga besi enggak stabil. Kemungkinan 2 kapal tersebut baru datang pada awal tahun depan,” kata Rudy kepada Kontan.co.id, Kamis (27/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×