Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini tercatat di rekor tertingginya. Walau ada beberapa sentimen negatif dari pasar global datang menghadang, namun IHSG masih cukup kuat menahan penurunannya.
Kepala Riset Indosurya Securities, Tonny W Setiadi melihat, pada pekan depan, sepertinya pasar saham akan dipengaruhi oleh berita mengenai kebijakan dari bank sentral beberapa negara global.
Pada awal pekan ini, kata Tonny, IHSG kemungkinan masih akan menguat, dipicu oleh data pengangguran AS yang turun di bawah perkiraan pada akhir pekan lalu. "Data ini menunjukkan adanya progres penciptaan lapangan kerja yang cukup baik di AS," jelas Tonny kepada KONTAN, Minggu (7/10).
Salah satu agenda penting minggu depan juga adalah pertemuan G7 yang hasilnya ditunggu oleh investor dan pelaku pasar. Dari Eropa, lanjut Tonny, sepertinya perhatian investor masih akan tertuju ke Spanyol.
"Kebijakan ECB terbaru sebelumnya, efektivitas dan pelaksaannya masih baru akan terlihat nantinya," komentar Tonny.
Sedangkan dari dalam negeri, sepertinya belum ada data ekonomi yang cukup penting, para investor menunggu rilisnya laporan keuangan kuartal ketiga dalam waktu dekat ini.
Pekan kemarin sendiri, ada data penjualan mobil nasional per bulan September yang menunjukkan penjualan yang kembali naik setelah bulan Agustus menurun. Kondisi itu membuat saham perusahaan produsen otomotif terus diincar investor.
Hindari sektor pertambangan dan agrikultur
Tonny optimistis hampir semua sektor akan menguat di minggu depan, walau penguatannya sudah hampir overbought pada pekan lalu, dengan kisaran putaran IHSG di range 4.200- 4.436.
Ada beberapa sektor yang disarankan Tonny untuk dihindari investor, yaitu sektor pertambangan dan agrikultur. Karena harga komoditas dunia yang belum menunjukkan tren positif masih akan mengerek saham-saham ini ke area negatif.
"Harga batubara sendiri kembali diperkirakan masih akan turun, begitu juga harga CPO dipicu oleh suplai yang berlebihan," jelasnya kembali.
Jika sepekan ke depan terjadi koreksi, maka level 4.200 dan 4.160 adalah level penting yang harus diperhatikan investor sebagai salah satu support kuat dari IHSG dan juga sebagai entry point di posisi yang lebih rendah.
Sementara, analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono memprediksi, Senin (8/10) indeks masih akan berpeluang untuk menguat meski terbatas. "Kami melihat upaya dari EU, China dan AS dalam mendorong perekonomian menjadi pendorong naiknya indeks pada pekan ini," tegas Purwoko.
Kisaran support-resistance 4.285-4.320, ditengah pasar juga akan wait and see atas laporan keuangan emiten untuk kuartal ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News