Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini naik, meski tidak ada katalis berita yang mendorongnya. Tapi, bagaimanapun, harga emas pekan ini berada di jalur penurunan mingguan terbesar dalam dua bulan terakhir.
Mengacu Bloomberg pukul 13.58 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,27% menjadi US$ 1.555,80 per ons troi, menuju penurunan mingguan 0,4%, terbesar sejak pekan pertama November 2019 lalu. Sedang emas berjangka AS naik 0,34% ke posisi US$ 1.555,80.
"Sepertinya emas kehabisan katalis dalam waktu yang sangat dekat. Harga (emas) sedang mencerna volatilitas baru-baru ini dan pada dasarnya dalam posisi wait and see," kata Ilya Spivak, Senior Currency Strategist DailyFx, kepada Reuters.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 4.000 menjadi Rp 768.000 per gram
Sementara pertumbuhan ekonomi China tahun lalu melambat ke level terlemah dalam hampir 30 tahun terakhir, di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan investasi yang melorot.
"Tahun ini, kita akan melihat lebih banyak aliran modal masuk ke emas, dengan latar belakang pelemahan ekonomi dan ketegangan geopolitik," kata Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central di Singapura, kepada Reuters.
Perang dagang selama 18 bulan antara dua ekonomi utama dunia membuat memar perekonomian global dan mendorong harga emas melonjak 18% pada tahun lalu. Emas dianggap sebagai aset yang aman di saat ketidakpastian politik dan ekonomi.
Baca Juga: Kesepakatan dagang mengecewakan, harga emas masih bertahan di atas US$ 1.550
Pasar keuangan menerima sedikit penangguhan hukuman setelah pengumuman pakta perdagangan AS-China yang diteken Rabu (15/1) lalu, meskipun kekhawatiran tentang tarif dan masalah inti tetap belum terselesaikan.
"Dari sudut pandang banyak orang, kesepakatan itu terlihat sangat mengecewakan, masih ada banyak yang perlu diselesaikan. Itulah salah satu alasan mengapa emas bertahan di level $ 1.550," kata Analis OANDA Craig Erlam kepada Reuters.
Membebani harga emas, bursa saham Asia naik setelah indeks saham global dan Wall Street membukukan lebih banyak rekor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News