kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.769   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Meski minus sejak awal tahun, saham-saham ini layak dilirik


Minggu, 25 November 2018 / 19:26 WIB
Meski minus sejak awal tahun, saham-saham ini layak dilirik
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun, beberapa saham mencatatkan penurunan pertumbuhan atau masuk kategori saham laggard. Sepuluh saham laggard sejak awal tahun adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sebenarnya sektor perbankan rebound sejak 25 Oktober 2018 yang lalu. Sektor perbankan terkena sentimen negatif eksternal akibat kenaikan suku bunga the Fed, sehingga membuat Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bungan acuan.

“Secara fundamental, kinerja saham-saham perbankan cukup bagus. Kemampuan mereka dalam menekan non performing loan (NPL) perlu diapresiasi, juga kerap menjalankan mitigasi risiko yang efektif. Pertumbuhan kredit perbankan juga bertumbuh diatas ekspetasi atau melebihi rata-rata pertumbuhan kredit nasional,” kata Nafan, pekan lalu.

Sedangkan untuk saham lain dipengaruhi kinerja yang kurang memuaskan seperti penurunan pendapatan, penurunan laba bersih dan kinerja yang cenderung flat. Hal tersebut bisa berkaitan dengan daya beli yang lesu, ketatnya persaingan untuk bisnis sejenis dan aksi korporasi yang kurang juga membuat saham nya jadi tidak likuid seperti TRIO.

Nafan merekomendasikan wait and see untuk saham JSMR, LPPF, SMBR, HMSP dan TRIO karena kurang likuid. Saham UNVR dan ADRO bisa trading buy dan sisanya BBNI, BMRI dan TOWR bisa buy atau maintain buy.

“Di saat rebound, ada baiknya melihat atau mencari sektor yang menarik investor. Kalau sampai salah pilih sektor, rebound pun tidak terasa karena saham yang dibeli tidak diminati investor,” kata William Hartanto, Analis Panin Sekuritas.

Meski masuk dalam kategori saham laggard, ada beberapa saham yang menurut William masih bagus dan menarik untuk dicicil beli dari sekarang. Di antaranya UNVR, HMSP, BMRI dan BBNI. “Bisa dibeli saat tren penurunan sudah reda. Secara teknikal bisa dilihat dari grafiknya yang mendatar, setelah sebelumnya menurun karena itu tanda tren akan berakhir,” tutup Wiliam

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga Jumat (23/11), penurunan harga saham adalah HMSP sebesar 25,6%, UNVR sebesar 24,6%, TRIO sebesar 90,9%, BMRI sebesar 8,8%, BBNI sebesar 14,9%, BBRI sebesar 4,4%, SMBR sebesar 49,9%, ADRO sebesar 30,4%, JSMR sebesar 37,7% dan LPPF sebesar 55,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×