kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski biaya tunai meleset dari target, Bayan Resources tahan harga batubara


Rabu, 30 Mei 2018 / 19:39 WIB
Meski biaya tunai meleset dari target, Bayan Resources tahan harga batubara
ILUSTRASI. Bayan Resources BYAN


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Naiknya pembayaran royalti, pengangkutan batubara menggunakan tongkang dan tingginya striping ratio pada kuartal I-2018 membuat biaya tunai yang dikeluarkan oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tidak sesuai dengan benchmark yang ditargetkan yakni senilai US$ 28 per metrik ton-US$ 32 per metrik ton. Meskipun begitu, BYAN tidak akan menaikan harga jual batubara.

Direktur PT Bayan Resources Tbk Jenny Quantero membenarkan bahwa biaya tunai tersebut tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Menurutnya, biaya tunai yang harus ditanggung perusahaan mencapai US$ 34 per metrik ton. Alasannya karena striping ratio tinggi dan royalti yang meningkat. 

Namun, pihaknya berencana tidak akan mengotak-atik target yang sudah ditetapkan. "Kita akan tetap mempertahankan berkisar US$ 28 per metrik ton-US$ 32 per metrik ton dan mengupayakan striping ratio sesuai target perusahaan," terang Jenny usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jakarta, Rabu (30/5).

Asal tahu saja, komposisi penjualan BYAN saat ini terdiri dari 53% harga mengambang (spot) dan 47% harga tetap (kontrak). Jenny bilang, pihaknya juga tidak akan mengubah harga batubara hanya karena biaya tunainya tidak sesuai.

"Harga jual batubara yang fixed (kontrak) tidak bisa diubah, kalaupun spot yang mengubah bukan kita, memang dari sananya," ungkapnya.

Meski biaya tunai tidak sesuai, pada Kuartal I-2018 BYAN mencatat pertumbuhan pendapatan signifikan atau naik 110% menjadi US$ 408 juta, dari periode yang sama tahun 2017 yang hanya US$ 187,5 juta.

"Harga jual rata-rata sebesar US$ 61 per metrik ton. Angka ini lebih tinggi dari periode serupa tahun lalu, yakni US$ 50,7 per metrik ton," terang Jenny.

Jenny menambahkan, tahun 2018 ini pihaknya menganggarkan belanja modal berkisar US$ 80 juta-US$ 120 juta. Pada kuartal I-2018, belanja modal yang sudah dikeluarkan sekitar US$ 17,1 juta dari yang dianggarkan sekitar US$ 47,1 juta.

Belanja modal tersebut, kata Jenny, digunakan untuk semua grup BYAN, yang sebagian besar akan digunakan untuk proyek tambang yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim). Misalnya, pengembangan infrastruktur di tambang. "Proyek yang sedang digarap hauling road 100 kilometer (km) ke sungai Mahakam, meskipun tidak akan habis 2018. pembangunan bachloader ketiga di Sinur, site down, proyek pengaspalan 69 km," ungkapnya.

Untuk produksi batubara, BYAN tahun 2018 ini menargetkan bisa menggarap sampai 25 juta ton-28 juta ton. Sampi kuartal I-2018, produksi batubara sudah mencapai 6,4 juta ton. Dengan capaian itu, laba tahun berjalan pada Kuartal I-2018 ini meningkat 128% menjadi US$ 127,7 juta, dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 56 juta.

"Kami sangat optmistis dapat menaikkan kinerja sampai dua tahun ke depan, karena didukung infrastruktur perseroan dan pasar batubara yg sedang bagus," kata Jenny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×