Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pendapatan Rp 1,53 triliun pada tahun 2018, naik 5,74% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba bersih tercatat Rp 265 miliar pada tahun 2018.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyatakan 2018 adalah tahun yang penuh tantangan bagi pelaku pasar modal Indonesia tak terkecuali bagi BEI.
"Tantangan dan peluang yang ada terus kami hadapi dengan tetap menorehkan prestasi membanggakan yang tentunya tidak terlepas dari peran serta para stakeholders," jelasnya dalam Konferensi pers di BEI, Rabu (26/6).
Inarno menyatakan prestasi dan pencapaian yang diperoleh oleh BEI merupakan salah satu cerminan respon pasar yang positif dan optimistis ke depannya. Adapun pencapaian yang telah diraih sepanjang tahun 2018 di antaranya dari segi perdagangan.
Asal tahu saja, BEI berhasil menjadi bursa yang mencapai jumlah frekuensi transaksi harian saham tertinggi di kawasan Asean.
Pada 2018, rata-rata transaksi harian BEI mencapai 387.000 transaksi per hari, lebih unggul dari Thailand yakni 342.000 transaksi per hari. Kemudian, sampai dengan April 2019, BEI tetap unggul dengan rata-rata frekuensi harian saham mencapai 436.000 transaksi per hari.
Dari segi perusahaan tercatat, BEI berhasil memfasilitasi 57 perusahaan tercatat baru pada tahun 2018. Inarno mengklaim sebagai rekor dan pencapaian tertinggi sejak privatisasi bursa efek dalam 26 tahun terakhir, serta menjadi bursa yang terbanyak mencatatkan IPO di kawasan Asean.
Pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat menurut Inarno tumbuh positif. Selama 2014 sampai 2019 pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia meningkat 24,3%, Thailand sebesar 15,5% Filipina tumbuh 1,5%, dan Malaysia 1,0%. Sementara Singapura mengalami penurunan sebesar 4,5%.
Dari segi pengembangan investor, pada 2018 total jumlah investor di pasar modal Indonesia tumbuh hingga 44% year on year (yoy) mencapai 1,6 juta. Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 854.000 atau naik 36% yoy.
Inarno bilang, hingga Mei 2019, jumlah investor Pasar Modal Indonesia mencapai 1,9 juta dengan investor saham mencapai 952.000.
Pencapaian lainnya adalah penerapan percepatan siklus penyelesaian transaksi dari T+3 menjadi T+2 yang telah berhasil diimplementasikan pada 26 November 2018.
Inarno menyatakan kesuksesan implementasi ini tercermin dari peningkatan rata-rata transaksi saham, yakni peningkatan pada nilai transaksi sebesar 18% yoy, frekuensi sebesar 14% yoy, dan volume sebesar 29% yoy.
Selain itu itu, di akhir tahun 2018 tepatnya pada 28 Desember 2018, juga diimplementasikannya notasi khusus pada kode saham perusahaan tercatat. Inisiatif ini menurut Inarno merupakan bentuk kesadaran terhadap proteksi terhadap perusahaan tercatat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News