Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kesehatan masuk ke dalam lima sektor yang menjadi fokus RAPBN 2024, dengan total Rp 186,4 triliun. Dengan begitu, emiten di sektor kesehatan dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan di tahun ini.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Bryan Soetopo mengatakan, terdapat dua faktor utama yang berkontribusi terhadap kinerja industri kesehatan. Pertama, pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus berlanjut. Saat ini jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai sekitar 278 juta jiwa dan masih terus bertambah.
"Oleh karena itu, kami yakin permintaan akan layanan kesehatan akan selalu ada," kata Bryan kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1).
Kedua, menawarkan lebih banyak layanan untuk berbagai kebutuhan pasien akan memungkinkan lebih banyak orang tinggal di dalam negeri untuk mencari layanan kesehatan.
Baca Juga: Sektor Kesehatan Diprediksi Bertumbuh, Intip Rekomendasi Sahamnya
Terdapat sekitar 2 juta masyarakat Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk berobat setiap tahunnya dan telah mencapai arus modal keluar hampir Rp 100 triliun.
Menurut Bryan, Jika pelayanan yang diberikan dapat ditingkatkan seiring dengan pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia, maka pasien dapat tetap mendapatkan perawatan di dalam negeri.
Belum lama ini, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) telah mendirikan Jakarta Ear and Hearing Center pertama di Indonesia dan memberikan pelayanan one stop service. MIKA menawarkan skrining, pengobatan, operasi, hingga rehabilitasi dilakukan di satu tempat.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.256 Hari Ini (23/1), BMRI, AMMN, BRIS Paling Banyak Net Buy Asing
Begitu juga dengan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang meningkatkan pelayanan mengenai deteksi dini kanker payudara. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) telah menginvestasikan sekitar Rp 650 miliar untuk pengembangan rumah sakit Internasional di IKN dan direncanakan akan diluncurkan sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini.
Bryan merekomendasikan buy pada SILO dengan target harga Rp 3.000 per saham dan buy pada HEAL dengan target harga Rp 1.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News