kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Meski Ada Gejolak Tarif AS, Bekasi Fajar (BEST) Bidik Marketing Sales Rp 600 Miliar


Jumat, 11 Juli 2025 / 12:26 WIB
Meski Ada Gejolak Tarif AS, Bekasi Fajar (BEST) Bidik Marketing Sales Rp 600 Miliar
ILUSTRASI. Bekasi Fajar Industrial Estate belum berencana merevisi target marketing sales di level Rp 600 miliar atau tingkat okupansi pada 2025.Foto Dok BEST


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menilai dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), termasuk potensi kenaikan tarif era Trump, belum berdampak signifikan terhadap minat investor asing di kawasan industrinya. Mayoritas investor yang masuk disebut lebih membidik pasar domestik.

"Investor asing yang ingin berinvestasi di kawasan industri kami mayoritas menyasar pasar dalam negeri. Jadi dampak dari perubahan tarif AS masih minim," ujar Assistant Manager Corporate Finance dan Investor Relation BEST Rika Mandasari kepada Kontan, Kamis (10/7). 

Ia mengakui, tekanan terhadap beberapa tenant memang terjadi, namun lebih disebabkan oleh perubahan permintaan pasar dan pergeseran tipe produk, bukan akibat gejolak global terkini.

Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Absen Bagikan Dividen, Ini Alasannya

Di tengah ketidakpastian global, BEST belum menyiapkan skema atau insentif khusus untuk mempertahankan minat investor. Namun demikian, perusahaan tetap membuka peluang untuk berbagai jenis tenant, tanpa membatasi segmen tertentu.

"Sektor yang saat ini menunjukkan minat kuat di antaranya adalah logistik dan pergudangan, barang konsumsi, makanan dan minuman (F&B), serta data center," ujarnya.

Terkait wacana kenaikan tarif AS, Rani mengatakan situasi geopolitik global memang menimbulkan tantangan, khususnya karena investor jadi cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan. Namun, kondisi ini juga membuka peluang relokasi industri dari negara lain ke Indonesia.

Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Targetkan Marketing Sales Rp 600 Miliar di 2025

"Permintaan terhadap lahan masih tetap baik, namun kecenderungan wait and see dari investor dapat mendorong penundaan eksekusi pembelian," tuturnya.

Meski demikian, hingga saat ini perusahaan belum berencana merevisi target marketing sales di level Rp 600 miliar atau tingkat okupansi pada 2025. BEST juga belum mencatat perubahan signifikan dalam pipeline calon tenant asing yang akan masuk.

Selanjutnya: China Batasi Ekspor Rare Earth, Industri Otomotif Global Tersendat

Menarik Dibaca: Blibli Mulai Buka Pre-Order Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7, Simak Promo Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×