Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Smart Telecom akhirnya tuntas. Ketiganya bahkan sudah meneken Akta Penggabungan pada 15 April 2025. Perusahaan hasil merger bernama XL Smart.
Axiata Group Bhd. melalui Axiata Investments Sdn. Bhd. telah menjual 8,69 miliar saham biasa EXCL kepada pemegang saham FREN, yakni PT Bali Media Telekomunikasi.
Jumlah tersebut setara dengan 66,25%. Adapun transaksi tersebut terjadi pada 16 April 2025 di harga Rp 3.189 per saham atau setara dengan Rp 7,6 triliun.
Secara keseluruhan, nilai transaksi penggabungan usaha EXCL dengan FREN dan Smart Telecom mencapai Rp 22,41 triliun. Angka tersebut dihitung dari nilai pasar wajar.
Secara merek, XL Axiata, Axis dan Smartfren akan tetap berdiri sendiri namun di bawah naungan XLSmart sehingga tidak akan ada peluncuran merek baru dan pelanggan masih tetap bisa mengakses secara normal.
Baca Juga: Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger
Merger ini diharapkan menghasilkan sinergi biaya yang signifikan, dengan estimasi sinergi sebelum pajak sebesar US$ 300 juta–US$ 400 juta setelah proses integrasi jaringan strategis serta optimalisasi sumber daya selesai.
Dengan total pelanggan seluler gabungan 94,51 juta dan pangsa pasar 25%, XLSmart akan menghasilkan pendapatan proforma sebesar Rp 45,8 triliun dan EBITDA senilai lebih dari Rp 22,5 triliun.
Semua proses integrasi diharapkan akan memakan waktu kurang dari dua tahun. Mirip seperti merger PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia pada 2022 lalu.
"Kami memperkirakan, biaya integrasi satu kali yang mungkin timbul pada semester pertama 2025 akan mengimbangi sinergi jangka pendek selama proses merger," ujar Deputi Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, dalam rilis 11 Maret lalu.
Analis Pasar Modal, Hendra Wardana memandang, langkah konsolidasi ini diproyeksikan memperkuat posisi EXCL sebagai salah satu pemain utama yang kini bisa menantang dominasi Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) dan Telkomsel.
“Dengan basis pelanggan gabungan mencapai lebih 94,5 juta, penguasaan spektrum frekuensi yang lebih luas, serta infrastruktur jaringan yang lebih merata, EXCL berpeluang meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing layanan,” ujar Hendra, dalam penjelasannya, Selasa (22/4).
Baca Juga: EXCL Bagi Dividen di Tengah Tawaran Buyback Yang Tak Setuju Merger, Pilih yang Mana?
Jika sebelumnya EXCL berada di posisi ketiga secara pangsa pasar dan profitabilitas, pascamerger ini perusahaan berpotensi mengejar ketertinggalan dari ISAT yang telah lebih dulu sukses konsolidasi dengan Tri Indonesia.
“Konsensus memproyeksikan target harga saham EXCL di kisaran Rp 2.700– Rp 3.000 dalam jangka menengah, seiring ekspektasi keberhasilan integrasi dan penguatan kinerja,” tuturnya.
Analyst UOB Kay Hian Sekuritas Paula Ruth mencermati rencana ekspansi EXCL yang gencar di segmen fixed broadband dan seluler. Dus, dia merekomendasikan beli saham EXCL dengan target harga di Rp 3.300 per saham.
Secara lebih luas, konsolidasi EXCL–FREN menegaskan arah industri telekomunikasi yang semakin efisien dan terfokus pada kualitas layanan serta monetisasi data.
Meskipun tantangan seperti stagnasi biaya pemakaian per pelanggan (ARPU) dan tekanan dari layanan over the top (OTT) masih membayangi, fundamental industri tetap positif, seiring meningkatnya kebutuhan data masyarakat dan digitalisasi lintas sektor.
“Dengan fondasi yang lebih solid pasca penggabungan, EXCL kini berada pada jalur transformasi menuju posisi strategis baru dalam peta industri telekomunikasi nasional,” tandas dia.
Katalis positif lainnya terkait kinerja industri telekomunikasi yang relatif tahan banting di saat terjadi krisis ekonomi ataupun pelemahan daya beli. Masyarakat tetap membutuhkan pulsa dan data untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan penunjang aktivitas sehari hari. Langganan data dan internet, bagi masyarakat sudah sama pentingnya dengan langganan listrik dan air.
Kondisi inilah yang membuat saham saham operator telekomunikasi menjadi saham defensif alias tempat aman untuk berinvestasi.
Mayoritas analis sepakat bahwa merger ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja EXCL ke depan. Hal ini tercermin dari target harga rata-rata Rp 2.860.
Selanjutnya: Bocoran iPhone 17 Pro, akan Dirilis dengan Warna Sky Blue yang Elegan
Menarik Dibaca: Pertama kalinya, Harga Emas Sentuh Rekor US$ 3.500 per troi ons
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News