kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merdeka Copper Gold (MDKA) sudah serap belanja modal US$ 70 juta, dipakai apa saja?


Sabtu, 16 November 2019 / 06:30 WIB
Merdeka Copper Gold (MDKA) sudah serap belanja modal US$ 70 juta, dipakai apa saja?


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 70 juta sepanjang tahun ini. Sebelumnya, MDKA menganggarkan capex US$ 160 juta untuk tahun 2019. 

Sekretaris Perusahaan MDKA Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan, sebesar US$ 25 juta capex digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi emas dan perak di Tujuh Bukit Oxide.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) olah sampah plastik jadi bahan baku aspal untuk jalan di Tegal

Kemudian, sebesar US$ 15 juta untuk kegiatan eksplorasi endapan porfiri emas dan tembaga di  Tujuh Bukit Porphyry, serta US$ 30 juta untuk menunjang operasional serta ekspansi tambang tembaga di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya.  

"Salah satu serapan capex ini adalah untuk peningkatan kapasitas produksi di tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi menjadi 8 juta ton per tahun," kata dia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11).

Meski realisasi penyerapan capex masih sebesar 43% dari rencana awal, Adi menyampaikan bahwa semua proyek ekspansi masih berjalan sesuai rencana tahun 2019. Oleh karena itu, perusahaannya akan merevisi rencana awal capex tersebut. Sayangnya, ia belum bisa memastikan besarannya. 

Menurut Adi, peningkatan kapasitas produksi emas tersebut telah berpengaruh pada kinerja produksi MDKA tahun ini. Ia menyampaikan, capaian produksi emas MDKA telah melampaui target awal tahun yang sebesar 180.000 ounces (Oz). "Sudah positif. Kini kami update targetnya jadi 200.000 Oz hingga akhir tahun," ucap dia.

Baca Juga: Duta Intidaya (DAYA) targetkan buka 40 gerai Watsons baru di tahun depan

Di samping itu, peningkatan kapasitas ini juga berpengaruh pada kinerja keuangan MDKA, di luar dari dorongan kenaikan harga emas yang belakangan ini terjadi. Sebagai gambaran, pendapatan emiten tambang mineral ini tumbuh 50% year on year (yoy), dari US$ 216,18 juta di kuartal III-2018 menjadi US$ 324,28 juta di kuartal III-2019.

MDKA pun mampu memperoleh laba bersih sebesar US$ 66,18 juta pada kuartal III-2019. Jumlah ini naik 24,60% yoy dari posisi di kuartal III-2018 sebesar US$ 53,11 juta.

Untuk tahun depan, Adi memprediksi, perusahaannya akan meneruskan pertumbuhan berkat peningkatan kapasitas ini. Ia berharap, kapasitas penambangan emas yang sebesar 8 juta ton per tahun dapat dimanfaatkan secara penuh pada 2020. 

Sayangnya,  ia belum bisa menyampaikan target pendapatan dan laba bersih untuk tahun depan. Pasalnya, menurut dia harga emas yang sensitif  terhadap bisnis perusahaannya sulit untuk diprediksi pergerakannya. Oleh karena itu, untuk menjaga kinerjanya, MDKA akan menjaga biaya operasional produksi di sekitar US$ 600.  

Baca Juga: Tunggu calon mitra strategis, rights issue Central Omega (DKFT) belum terealisasi

Sementara itu, untuk capex tahun depan, penggunaannya akan fokus pada studi porfiri di tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya, perusahaan ini akan mengembangkan sumber daya endapan porfiri yang mengandung tembaga dan emas. Sejauh ini, MDKA mencatat sumber daya tersebut mencapai 300 juta ton kandungan dengan kadar 0,8% tembaga. 

Studi ini dilakukan untuk mendapatkan cadangan yang lebih terukur. Eksplorasi tersebut dijalankan melalui pengeboran lubang bawah tanah yang sejauh ini mencapai 1,8 kilometer. "Hingga kuartal-II tahun depan kami targetkan bisa mencapai 2,8 kilometer dengan target akhir 5 km," ucap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×