Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
MDKA pun mampu memperoleh laba bersih sebesar US$ 66,18 juta pada kuartal III-2019. Jumlah ini naik 24,60% yoy dari posisi di kuartal III-2018 sebesar US$ 53,11 juta.
Untuk tahun depan, Adi memprediksi, perusahaannya akan meneruskan pertumbuhan berkat peningkatan kapasitas ini. Ia berharap, kapasitas penambangan emas yang sebesar 8 juta ton per tahun dapat dimanfaatkan secara penuh pada 2020.
Sayangnya, ia belum bisa menyampaikan target pendapatan dan laba bersih untuk tahun depan. Pasalnya, menurut dia harga emas yang sensitif terhadap bisnis perusahaannya sulit untuk diprediksi pergerakannya. Oleh karena itu, untuk menjaga kinerjanya, MDKA akan menjaga biaya operasional produksi di sekitar US$ 600.
Baca Juga: Tunggu calon mitra strategis, rights issue Central Omega (DKFT) belum terealisasi
Sementara itu, untuk capex tahun depan, penggunaannya akan fokus pada studi porfiri di tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya, perusahaan ini akan mengembangkan sumber daya endapan porfiri yang mengandung tembaga dan emas. Sejauh ini, MDKA mencatat sumber daya tersebut mencapai 300 juta ton kandungan dengan kadar 0,8% tembaga.
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan cadangan yang lebih terukur. Eksplorasi tersebut dijalankan melalui pengeboran lubang bawah tanah yang sejauh ini mencapai 1,8 kilometer. "Hingga kuartal-II tahun depan kami targetkan bisa mencapai 2,8 kilometer dengan target akhir 5 km," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News