kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkeu: Pasar saham Indonesia masih menarik


Jumat, 08 Juni 2012 / 09:45 WIB
Menkeu: Pasar saham Indonesia masih menarik
ILUSTRASI. Botol berisi vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih optimistis pasar modal Indonesia tetap menarik di mata investor. Terbukti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat setelah anjlok pada awal Juni lalu.

"Kalau dilihat year to date, kami masih kelihatan minus dibanding dengan bursa regional di mana mereka masih plus," kata Agus dalam acara Capital Market Awards di Jakarta, Kamis (7/6) malam. Tapi, kondisi pasar modal Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan bursa di kawasan.

Untuk meningkatkan kondisi pasar saat ini, pemerintah tengah berusaha menahan laju krisis global dengan menjaga rasio utang terhadap gross domestic product (GDP) agar tetap rendah. Kemudian, strategi lainnya dengan menjaga fiskal agar tetap terjaga.

"Walaupun defisit, tapi nilainya tidak besar. Kami juga menjaga supaya iklim investasi di Indonesia semakin baik sehingga pertumbuhan ke depan juga baik," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menjelaskan, Indonesia masih dapat bertahan secara makro maupun mikro ekonomi di tengah krisis global yang melanda. Saat ini emiten dan Anggota Bursa (AB) masih mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik.

"Dibandingkan tahun 2010, sudah terjadi peningkatan laba bersih lebih dari 38% yang dihasilkan oleh emiten di 2011 lalu," kata Ito pada kesempatan yang sama. Sebagai catatan, laba bersih di 2010 mencapai Rp 170 triliun sedangkan akhir 2011 mencapai Rp 236 triliun. Sementara untuk emiten obligasi di 2011 laba bersih agregat mencapai Rp 99 triliun. "Emiten obligasi, mereka tetap mampu membukukan laba cukup besar," ujarnya.

Untuk AB, kata Ito, pertumbuhan laba bersih memang tipis hanya 0,2% menjadi Rp 2,6 triliun tahun lalu. Sementara pertumbuhan non-keuangan, AB yang menawarkan fasilitas online trading berkembang menjadi 60 AB dari 115 AB yang ada.

"Pada akhir Mei lalu, dari 115 AB yang aktif, lebih dari setengahnya sudah melakukan online trading dan semakin banyak AB yang buka cabang di kota besar di luar Jakarta," pungkas Ito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×