kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang Dampak Kebijakan Suku Bunga The Fed Terhadap IHSG


Rabu, 27 Juli 2022 / 19:30 WIB
Menimbang Dampak Kebijakan Suku Bunga The Fed Terhadap IHSG
ILUSTRASI. IHSG sedang berada dalam fase sideway dengan kisaran yang cukup lebar.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan segera mengumumkan hasil pertemuan terkait kebijakan suku bunga. Konsensus pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada Federal Open Market Committee (FOMC) meeting bulan ini yang berakhir nanti malam.

Lantas, bagaimana dampak kebijakan suku bunga terhadap pasar saham tanah air? Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe menilai, sentimen kebijakan suku bunga The Fed terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan sangat minim. Dia menilai, pelaku pasar sudah priced in terhadap sentimen ini

Adapun sentimen yang mungkin dicermati pasar adalah laporan keuangan emiten untuk periode semester pertama 2022. Akan tetapi, sebenarnya pelaku pasar pun juga sudah memperhitungkan bahwa laporan keuangan emiten akan naik dan lebih bagus daripada tahun kemarin. Ini karena ekonomi yang sudah mulai bangkit dan berangsur normal.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.898 pada Rabu (27/7), ASII, ITMG, AMRT Paling Banyak Net Buy Asing

Kiswoyo menilai, IHSG sedang berada dalam fase sideway dengan kisaran yang cukup lebar, yakni antara 6.500 sampai 7.000 dengan garis tengah 6.750. Sehingga, saat ini IHSG akan bermain di level 6.750 sampai 7.000.

Kemungkinan setelah bulan Agustus-September IHSG akan bergerak naik. Kiswoyo memproyeksikan IHSG akan mencapai level 7.500 hingga akhir tahun ini.

Menurut dia, kurs rupiah terhadap dolar AS memang sedikit bergejolak. Akan tetapi, Indonesia masih aman dari segi ekonomi. Karena kondisi saat ini sudah tidak seperti dulu, dimana kebutuhan akan dolar AS semakin mengecil.

Baca Juga: Investasi Pasif VS Aktif, Mana yang Cocok untuk Investor Retail?

Menurut Kiswoyo, saham-saham yang masih menarik saat ini adalah saham-saham penggerak IHSG, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

“Karena keenam ini adalah penggerak IHSG, jadi kalau IHSG ke 7.500 pasti memakai saham ini,” terang Kiswoyo, Rabu (27/7).

Dalam risetnya, Rabu (27/7), Kepala Riset Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus merevisi target indeks akhir tahun 2022 menjadi 7.100 dari 7.400. Prediksi ini menyiratkan price to earnings 16,7 kali. Sementara di tahun depan, IHSG diperkirakan berada di level 7.500.

Baca Juga: Harga Saham BUMI dan GOTO Kompak Menguat di Perdagangan Bursa Rabu (27/7)

IHSG telah menjadi salah satu indeks pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia karena sejumlah faktor. Pertama, adanya keuntungan dari lonjakan harga komoditas yang menghasilkan  neraca fiskal dan neraca perdagangan yang mendukung. Kedua, siklus pemulihan Covid-19 dan anggaran Covid-19 yang berhati-hati (prudent).

Ketiga, kinerja penerimaan negara yang lebih baik, meskipun dengan subsidi sebagai risiko kebijakan. Keempat, likuiditas sistem keuangan yang sehat.

Baca Juga: Harga Emas Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Sejumlah saham yang menjadi pilihan Trimegah antara lain ARNA, ASLC, BBRI, BUKA, FREN, ICBP, ISAT, ITMG, TOWR, dan UNTR.

Willinoy menilai, sektor teknologi Indonesia sudah memperhitungkan (priced in) kenaikan suku bunga mengingat harga saham telah turun 50%-70% dari puncaknya. Willinoy memperhatikan bahwa harga saham di sektor ini belum mencapai titik terendah baru, meskipun inflasi terus meningkat pada bulan Juni, membuka jalan bagi The Fed untuk bersikap lebih hawkish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×