kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

Menilik Ulang Nasib Emiten BUMN yang Tergabung di Danantara


Selasa, 29 April 2025 / 20:41 WIB
Menilik Ulang Nasib Emiten BUMN yang Tergabung di Danantara
ILUSTRASI. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM dan CEO Danantara, Rosan Roeslani di Jakarta. Presiden Prabowo Subianto mengatakan, jika Danantara dikelola dengan baik, kekayaannya akan tembus US$ 1 triliun.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib emiten BUMN masih dirundung ketidakpastian arah kebijakan pemerintah soal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Presiden Prabowo Subianto mengatakan, jika Danantara dikelola dengan baik, kekayaannya akan tembus US$ 1 triliun.

Dalam arahannya, Prabowo menyebutkan bahwa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dikelola dengan baik, dijaga, dan dirawat melalui sistem yang transparan dan ketat. Sehingga, kehadiran Danantara bisa mendorong kebangkitan ekonomi nasional.

“Mungkin sebentar lagi kekayaan Danantara akan tembus US$ 1 triliun dan kalau dikelola dengan baik ini menghasilkan dana yang besar untuk bangsa kita. Itu pendekatan saya seperti itu," ujar Prabowo pada Town Hall Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/4).

Baca Juga: Golkar Tanggapi Keputusan Prabowo Beri Arahan Tertutup Soal Danantara

Dividen atau laba dari perusahaan-perusahaan milik BUMN akan mulai disetor kepada Danantara pada akhir April 2025. Kontribusi terbesar disebutkan akan berasal dari Himbara yang jika ditotal mencapai hampi Rp 50 triliun.

Berdasarkan catatan Kontan, proses merger dan penutupan perusahaan BUMN juga masih akan menunggu konsolidasi internal Danantara selesai.

Seluruh BUMN juga sudah tergabung ke Danantara sejak 21 Maret 2025 dengan total mencapai 844 perusahaan, termasuk emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain itu, Danantara juga telah menyatakan kesiapannya menjadi penyedia likuiditas alias liquidity provider di pasar modal Indonesia.  

Direktur BEI, Jeffrey Hendrik menilai, kehadiran Danantara sebagai investor institusi domestik besar akan berperan strategis dalam memperkuat likuiditas pasar modal. 

“Dalam konteks ini kita lihat Danantara sebagai investor institusi domestik besar yang perannya sangat strategis," ujarnya di gedung BEI, Senin (28/4). 

Baca Juga: Selain BUMN, Danantara Juga Bakal Kelola Aset Kompleks GBK

Jeffrey juga berharap partisipasi Danantara akan diikuti oleh investor institusi lainnya seperti dana pensiun, asuransi, dan lainnya. Sehingga, pada gilirannya, investor domestik dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal, sehingga menarik investor asing masuk ke pasar domestik.

Terkait regulasi, Jeffrey menegaskan bahwa tidak ada aturan khusus yang menghalangi Danantara untuk aktif di pasar saat ini.  

"Kalau Danantara mau berpartisipasi atau aktif di pasar dengan apa yang ada sekarang sudah bisa mulai aktif dan beraktivitas," tuturnya.

Melansir data di laman BEI, IDX BUMN20 turun 2,9% secara year to date (YTD). Kinerjanya lebih bagus dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 4,67% YTD.

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan mengungkapkan, langkah Danantara yang menargetkan pengelolaan aset senilai US$ 1 triliun dan dividen dari 844 BUMN adalah sinyal kuat dari upaya konsolidasi fiskal dan optimalisasi portofolio aset negara.

Ini secara langsung bisa berdampak positif terhadap kinerja emiten BUMN, terutama dalam aspek efisiensi operasional dan penataan ulang struktur kepemilikan. 

“Dalam jangka pendek, sentimen ini bisa memberikan persepsi ‘value unlocking’ di beberapa BUMN strategis, yang secara historis undervalued,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (29/4).

Baca Juga: Danantara Jadi Liquidity Provider, Ini Kata BEI

Membaiknya kinerja IDXBUMN20 juga mengindikasikan bahwa investor mulai melakukan rotasi portofolio dari sektor swasta ke BUMN yang lebih defensif, terutama karena potensi reformasi governance dan leverage fiskal. 

Namun, belum ada hubungan kuat antara sentimen Danantara ini dengan dorongan masuknya aliran dana asing. Sebab, belum ada bukti kuat bahwa net foreign inflow dominan mengalir ke saham BUMN secara keseluruhan. 

“Namun, emiten bank besar seperti, BBRI dan BMRI, memang menunjukkan net buy asing terbatas,” ungkapnya.

Sentimen penggerak kinerja emiten BUMN khususnya konstituen IDXBUMN20 di semester I 2025 adalah musim dividen, ekspektasi reformasi tata kelola pasca Danantara, serta potensi revaluasi aset dan efisiensi.

Sementara, sentimen yang bisa memulihkan kepercayaan pasar antara lain penyelesaian restrukturisasi BUMN karya, konsistensi pembayaran dividen, dan keberhasilan Danantara mendongkrak ROA portofolio.

Menurut Felix, sektor perbankan memang menjadi tulang punggung, tapi bukan berarti satu-satunya sektor yang menarik.

Baca Juga: Kekayaan Danantara Kian Gemuk, GBK hingga Aset Negara Masuk Pengelolaan

“Meski beban seperti eksposur terhadap Koperasi Merah Putih membayangi, fundamental sektor ini relatif solid,” katanya.

Di luar perbankan, ada sektor energi, infrastruktur, dan konstruksi yang kemungkinan bisa berkinerja baik dan menarik di tahun 2025.

Di tengah kondisi saat ini, investor harus memilah antara kinerja BUMN defensif dan turn-around. Dengan risiko eksternal tinggi seperti Tarif Trump dan inflasi global, BUMN dengan cadangan kas kuat dan backlog proyek solid lebih layak dipertimbangkan. 

Felix pun menyarankan investor untuk melirik saham PGAS, PTBA, JSMR, PTPP, dan ADHI.

Baca Juga: Prabowo Banyak Tegur Direksi BUMN, Arahan di Town Hall Danantara Digelar Tertutup

“JSMR berpotensi rebound pasca Lebaran karena volume lalu lintas. Sementara, PTPP dan ADHI ada sentimen positif dari pembukaan blokir anggaran utk IKN, sehingga besar kemungkinan proyek tersebut berlanjut kembali,” ungkapnya.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati, pergerakan saham BBTN ada di level support Rp 1.040 per saham dan resistance Rp 1.200 per saham dengan tren menguat. William pun merekomendasikan beli untuk BBTN dengan target harga Rp 1.200 per saham.

Selanjutnya: CNAF Kantongi Laba Sebelum Pajak Rp 173,57 Miliar pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Cerah hingga Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×