Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) kian fokus melakukan transformasi dari segmen batubara menjadi lini bisnis hijau. Kontribusi bisnis pengelolaan sampai TOBA sudah mulai membuahkan hasil.
Melansir laporan keuangan per Juni 2025, TOBA meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 172,21 juta. Ini turun 30,75% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari US$ 248,67 juta.
Rinciannya, penjualan batubara mencapai US$ 91,57 juta atau menyusut YoY 55,19%. TOBA juga meraup pendapatan dari treatment dan pembuangan limbah sebesar US$ 59,57 juta.
TOBA juga mengantongi pendapatan dari ketenagalistrikan sebesar US$ 14,36 juta. Lalu penjualan tandan buah segar, inti sawit dan minyak sawit mentah sebesar US$ 3,41 juta.
Tak hanya itu, TOBA juga memperoleh pendapatan dari segmen jasa sebesar US$ 99,391 per Juni 2025. Ini naik dari US$ 39.927 dari posisi yang saham di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bank Danamon Raup Laba Rp 1,6 Triliun di semester I 2025, Tumbuh 12%
Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina bilang segmen pengelolaan sampah memiliki margin EBITDA sebesar 17%, yang mencerminkan efisiensi dan potensi profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan lini batubara TOBA.
“Capaian ini menjadi sinyal awal keberhasilan arah transformasi TOBA dan memperkuat posisi sektor ini sebagai salah satu penggerak pertumbuhan berkelanjutan ke depan,” katanya, Rabu (30/7).
Perlu diingat, pada Maret 2025 TOBA telah mengakuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd.. Dua bulan kemudian, tepatnya pada Mei 2025 TOBA mencaplok Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd.
“Kami melihat bisnis pengelolaan sampah sebagai elemen kunci dalam transformasi TBS ke depan,” ucap Julia.
Sebagai bagian dari ekspansi portofolio energi terbarukan, TOBA juga mengembangkan dua proyek strategis yang mencerminkan upaya TOBA terhadap transisi energi bersih.
PLTS Terapung Tembesi di Batam, dengan kapasitas terpasang sebesar 46 MWp, merupakan salah satu proyek PLTS terapung terbesar di Indonesia yang dikembangkan bersama PLN Nusantara Power.
“Proyek tersebut telah mencapai financial closing dan ditargetkan mencapai operasi komersial (COD) pada semester kedua 2026,” kata Julia.
Melalui entitas asosiasinya, PT Adimitra Energi Hidro (AEH), TOBA juga mengoperasikan PLTMH Sumber Jaya berkapasitas 6 MW yang telah resmi beroperasi secara komersial sejak 22 Januari 2025.
Equity Research Analyst di NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menjelaskan Bisnis pengolahan sampah sudah menghasilkan pendapatan dengan margin EBITDA yang semakin baik.
“Ini menjanjikan karena Indonesia sudah masuk fase darurat sampah dan TOBA memiliki bisnis model yang teruji setelah mengakuisisi perusahaan sejenis di Singapura, Sembcorp,” jelasnya dalam paparan, Rabu (30/7).
Menurut Leonardo, investor dapat mencermati kontribusi bisnis non batubara yang terus bertumbuh proporsinya seperti bisnis pengolahan sampah di Singapura hingga proyek hijau lainnya.
“Proyek pembangkit listrik mikrohidro (PLTM) di Lampung dan segmen motor listrik serta proyek energi hijau lainnya yang tengah dikembangkan seperti PLTS di Batam juga layak diperhatikan,” kata dia.
Baca Juga: Antisipasi Kelebihan Pasokan. FINI Akui Ada Pengurangan Produksi di Smelter Nikel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News