kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik saham cuan LQ45


Senin, 25 Oktober 2021 / 06:25 WIB
Menilik saham cuan LQ45
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta,


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, laju indeks LQ45 sejak awal tahun tercatat naik 3,84%. Lebih jauh, sebanyak 22 saham mengalami kenaikan harga, lalu sebanyak 21 saham masih mengalami penurunan harga, dan 1 saham bergerak stagnan.

Menilik data Bloomberg, jika diurutkan dari sub sektornya pertumbuhan harga saham dipimpin sub sektor minyak, gas, dan batubara seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Lalu, sub sektor telekomunikasi yang berisikan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Selanjutya berasal dari sektor barang baku yang berisikan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS). Kemudian, sub sektor bank dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sementara untuk saham yang mengalami penurunan harga, terbanyak berasal dari sub sektor barang baku. Terdapat 7 emiten dari sub sektor tersebut yang mencatatkan penurunan harga, antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Sementara, penurunan terdalam dicatatkan sub sektor konstruksi bangunan, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Masing-masing turun 32,99% dan 32,97% sejak awal tahun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebutkan kenaikan pada harga saham komoditas disebabkan transformasi energi dari fosil menjadi energi terbarukan yang belum bisa diadaptasi seluruhnya dalam waktu singkat.

Sehingga menurutnya, ada ekspektasi masih akan menggunakan energi fosil. "Itu yang mengakibatkan permintaan akan energi fosil mengalami kenaikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/10).

Ia juga memproyeksikan hingga tutup tahun harga komoditas masih akan mengalami kenaikan, didukung permintaan yang kuat. Karenanya, ia menilai kinerja emiten-emiten batubara masih akan mengalami kenaikan.

Untuk penurunan pada sub sektor bahan baku, Nico mencontohkan dari perusahaan semen, menurutnya untuk konsumsi semen nasional masih akan mengalami pertumbuhan. Bahkan, pada Agustus lalu penjualan semen tumbuh 5,70% atau 40,5 juta ton.




TERBARU

[X]
×