kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik rencana bisnis beberapa emiten pelayaran pada 2020


Jumat, 10 Januari 2020 / 18:21 WIB
Menilik rencana bisnis beberapa emiten pelayaran pada 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi bisnis pelayaran.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten pelayaran bersiap untuk mengarungi tahun 2020 dengan optimisme. Emiten-emiten ini telah menyiapkan beberapa ekspansi dan rencana bisnis guna menggenjot kinerja di tahun ini.

Misalkan saja PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) mengalokasikan belanja modal/capital expenditure (capex) senilai US$ 14,6 juta untuk tahun ini. Capex ini akan digunakan untuk pemeliharaan tug boat, barge, floating crane, dan investasi digitalisasi.

Tahun ini MBSS menargetkan pendapatan tumbuh hingga 10% dari total outlook pendapatan 2019. 

Baca Juga: Strategi Mitrabahtera Segara (MBSS) Menghadapi Kenaikan Harga Minyak

Wakil Direktur Utama PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk Lucas Djunaidi mengatakan target ini dipasang dengan asumsi kondisi harga batubara di pasar yang masih volatile.

Di sisi lain, PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) mengatakan belum menyediakan anggaran capex untuk tahun ini. 

Presiden Direktur Logindo Samudramakmur Eddy Kurniawan Logam mengatakan LEAD akan fokus pada peningkatan utilisasi kapal yang telah ada guna meningkatkan tingkat utilitas kapal.

“Tahun ini utilisasi sekitar 75%,” ujar Eddy, kemarin. 

Asal tahu saja, tahun lalu tingkat utilisasi LEAD sebesar 70%.

Di sisi lain, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk berencana untuk membeli tujuh unit kapal anyar tahun ini. Untuk memuluskan rencananya, emiten dengan kode saham HITS ini menggelontorkan capex senilai US$ 66,95 juta.

Rincian kapal yang bakal dibeli adalah satu unit LNG tanker, dua unit chemical tanker, dan empat unit Offshore Support Vessels.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, emiten-emiten pelayaran masih akan tertekan tahun ini. Sebab, emiten pelayaran dinilai memiliki sifat laggard, dalam artian emiten pelayaran perlu menunggu beberapa waktu untuk menikmati keuntungan dari naiknya permintaan suatu komoditas.

Selain itu, tertekannya emiten pelayaran tahun ini juga akibat kenaikan harga minyak yang hanya sesaat. Sedangkan permintaan batubara dari konsumen terbesar, yakni China, justru akan menurun di tahun 2020.

Baca Juga: Harga minyak naik, tak semua emiten pelayaran merasakan efek negatifnya

Faktor lain yang dapat meningkatkan pendapatan emiten pelayaran adalah volume dari kapal terkait. Oleh karena itu, bila harga komoditas naik namun volume pengangkutan tetap sama, maka emiten pelayaran tidak akan mendapat keuntungan secara langsung.

Untuk itu, ia merekomendasikan wait and see saham-saham emiten pelayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×