kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik Prospek Saham Produsen CPO di Tengah Kenaikan Harga CPO


Senin, 17 Januari 2022 / 07:00 WIB
Menilik Prospek Saham Produsen CPO di Tengah Kenaikan Harga CPO


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .

Sementara itu, dari segi suplai, Axel melihat produksi di Malaysia  saat ini tetap stagnan seiring dengan masalah kekurangan tenaga kerja yang  belum sepenuhnya teratasi. Ditambah lagi, produksi terganggu akibat fenomena cuaca La Nina yang terjadi pada bulan November 2021 sampai Februari 2022.

Adapun untuk sepanjang tahun 2022, Axel memperkirakan harga rata-rata CPO akan lebih rendah dari tahun 2021 yang berada di RM 4.300 per ton. Axel mengestimasi, harga CPO rata-rata di 2022 setidaknya berada di atas RM 3.600 per ton atau merosot 16,3% secara tahunan.

Penurunan harga rata-rata di 2022 ini sejalan dengan produksi yang secara bertahap mulai pulih. Sebagaimana diketahui, pemerintah Malaysia menyetujui 32.000 pekerja asing di ladang panen. "Kami percaya kebijakan pelonggaran ini secara bertahap akan meningkatkan produksi pada kuartal II-2022 dan seterusnya," ucap Axel.

Tak ketinggalan, permintaan CPO juga akan terbantu dengan adanya kebijakan perdagangan yang baik dari pemerintah India. Sebagaimana diketahui, India menurunkan tarif impor dan cess untuk CPO dan produk-produk turunannya menjadi 8,25% dari sebelumnya 24,75%.

Baca Juga: Asing Catat Net Buy Rp 2,57 Triliun Sepekan, Saham-Saham Big Cap Ini Banyak Dikoleksi

Penurunan pajak ini berlaku mulai Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022. "Dalam skala global, kebijakan ini kemungkinan akan meningkatkan permintaan dari India karena India memiliki lebih banyak ruang pada anggarannya. Oleh karena itu, kami melihat kebijakan ini positif baik untuk India maupun harga CPO," tutur Axel.

Analis CGS-CIMB Sekuritas Fernaldy Tanoko menambahkan, keseimbangan antara permintaan dan penawaran memungkinkan harga CPO tetap tinggi. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksi, produksi CPO Indonesia pada tahun 2022 akan tumbuh 3% menjadi 48 juta ton.

Jumlah ini lebih baik dari tahun 2021 yang memperlihatkan penurunan produksi  1% menjadi 46,6 juta ton. Sementara itu, stok CPO pada akhir tahun 2022 diprediksi lebih rendah dari tahun 2021 menjadi 1,98 juta ton dari 3,84 juta ton.

Mengutip pernyataan CEO of Oil World Thomas Mielke, Fernaldy menyebutkan bahwa produksi CPO Malaysia juga diprediksi naik sebesar 1 juta-1,1 juta ton pada tahun 2022. Ini berbanding terbalik dengan produksi tahun 2021 yang diprediksi merosot 5% menjadi 18,2 juta ton.

Dari segi permintaan, produk CPO yang ada akan terserap dengan adanya kenaikan alokasi CPO untuk biodiesel di Indonesia, dari 7,3 juta ton pada 2021 menjadi 8,3 juta ton untuk 2022.  "Uji coba B40 akan dimulai pada 2022, dengan target implementasi pada tahun 2025. Program ini dapat menjaga harga CPO tetap tinggi," ucap Fernaldy.

Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perkebunan. Hal ini sejalan dengan harga CPO global yang tetap tinggi dan permintaan global yang mulai pulih ke level sebelum pandemi Covid-19.




TERBARU

[X]
×