Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Hal ini lantaran bank BUKU 1 dan BUKU 2 banyak menyalurkan kredit kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan bisnis skala kecil hingga menengah, serta retail. Nah, di tengah kondisi ekonomi yang melemah akibat Covid-19, rata-rata usaha skala kecil dan menengah menjadi yang paling besar terkena dampaknya.
“Tapi seharusnya dengan adanya aturan dari pemerintah dan OJK, hal ini akan membantu meringankan beban bank dalam mengelola beban mereka,” tambahnya.
Ia menambahkan, setiap perbankan tentu memiliki standar operasional prosedur (SOP) guna memitigasi dampak penundaan pembayaran dan memastikan semua rasio berada dalam angka yang seharusnya.
“Ditambah lagi dengan adanya rujukan dari pemerintah dan OJK seharusnya baik bank kecil maupun besar, semua akan dijaga oleh baik oleh regulator,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Ini sentimen yang bakal mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan depan
Makanya, ia melihat prospek saham perbankan masih cukup menarik dan selalu menjadi primadona tiap tahunnya. “Bank salah satu sektor yang tidak ada matinya ketika ekonomi naik dan turun. Menjadi salah satu saham yang mampu bertahan saat terjadi pelemahan dan jadi sektor terdepan tatkala mengalami kenaikan,” papar Nico.
Di tengah penurunan harga saham perbankan, sambungnya, ini menjadi kesempatan yang baik untuk mulai melakukan akumulasi beli.
Ia menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham seperti Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News