Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
"Jika ternyata dinaikkan 0,5% maka diperkirakan akan terjadi tekanan jual di pasar, apalagi jika hal ini diikuti capital outflow yang masif," kata Pandhu.
Sedangkan untuk suku bunga BI, Pandhu memperkirakan masih akan bertahan di level 3,5% mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih perlu dipacu dan tingkat inflasi yang masih relatif rendah. Pandhu pun memprediksi support IHSG pekan depan berada di level 6.812, sedangkan resistance di level 6.997.
Di sisi lain, sepanjang pekan lalu tampak ada rotasi sektor. Ada pergeseran dari sektor komoditas yang sudah naik banyak, ke sektor properti, konstruksi dan ritel yang dalam beberapa pekan sebelumnya sudah mengalami koreksi cukup dalam.
Pandhu memperkirakan kondisi ini akan berlanjut ke saham atau sektor lain yang sudah mengalami koreksi cukup dalam. Di antaranya yang menarik untuk dicermati adalah WOOD, MNCN dan AMRT.
Baca Juga: Saham-Saham yang Banyak Diobral Asing pada Akhir Pekan
"Masing-masing mulai memberikan sinyal pembalikan arah setelah koreksi yang cukup dalam beberapa pekan sebelumnya," tandas Pandhu.
Sementara itu, Wawan melihat saham perbankan tetap menarik sebagai proxy recovery ekonomi. Saham consumer goods yang sedang tertekan oleh kenaikan harga bahan baku, bisa menjadi buy on wakness untuk long term. Kemudian saham di sektor telekomunikasi menjadi pilihan yang lebih defensif.
Sedangkan Raditya memproyeksikan untuk sepekan ke depan, IHSG akan kembali naik melanjutkan uptrend-nya. Level support berada di 6.900, 6.870-6.850. Sedangkan level resistance di 6.930, 6.950, dan 7.000.
Adapun saham yang menurut Raditya menarik untuk dicermati pelaku pasar adalah AKRA dengan rekomendasi buy di target Rp 840, MEDC di Rp 800, dan PTPP pada level Rp 1.180.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News