Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pasar kripto berkembang pesat di dunia dan semakin menarik dalam jangka waktu yang relatif singkat namun sepanjang bulan ini pergerakan aset kripto cenderung melemah. Disebabkan oleh tipisnya volume perdagangan. Walaupun, pada awal pekan lalu, beberapa aset kripto sempat naik, tetapi habis itu kembali jatuh.
Menurut situs Coinmarketcap pada Jumat (29/4/2022), 10 aset kripto terbesar mayoritas berada di zona merah dalam 24 jam terakhir. Hanya Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang mengalami kenaikan tipis 0,84% dan 0,96%. Saat ini BTC berada di harga USD 39.785,68 per keping. Sementara ETH berada di USD 2.932,38 per keping. Sedangkan kripto teratas lainnya masih berada di zona merah.
CEO Triv Gabriel Rey mengatakan aset kripto yang masih mengalami kenaikan signifikan masih berasal dari NFT salah satunya ApeCoin yang mempunyai NFT Bored dimana naiknya cukup tinggi baru dilisting sekitar 1-2 hari sudah naik hingga 10% atau 20%.
Baca Juga: Pasar Lesu Jadi Momentum yang Tepat Untuk Mengakumulasi Kripto
"Banyak ritel user yang interest masuk ke ApeCoin karena produknya sendiri sudah diketahui banyak orang dan populer di kalangan artis-artis. Selain itu ApeCoin juga dikenal dengan salah satu NFT termahal," ucap Gabriel.
Gabriel menyarankan untuk mengkoleksi beberapa aset kripto karena sekarang orang-orang sudah mengalokasikan 5% sampai 10% dari portofolio mereka ke aset kripto.
"Jadi menurut saya kalo kita punya portfolio tetapi belum melakukan eksposur ke kripto itu bukan keputusan yang bijak. Tapi sebelum itu kita harus melakukan research terhadap aset kripto yang mau kita ambil sebelum mengambil keputusan," ujar Gabriel
Sementara aset kripto yang paling banyak ditransaksikan menurut Gabriel tergantung dari trennya kalau sekitar dua minggu yang lalu yang tertinggi di most popular itu Axie Infinity (AXS) yang menawarkan imbal hasil hingga 60%. Kemudian minggu awal masih didominasi oleh koin shiba inu karena memiliki jumlah komunitas terbesar.
"Jadi saya rasa tergantung dari preferensi investor masing-masing mereka interest di sektor mana untuk berinvstasi di aset kripto," ucap Gabriel.
Sementara Gabriel mengatakan ketika volume transaksi kripto exchange di Indonesia dirupiahkan mengalami penurunan otomatis harga kripto sendiri akan turun. "Kalau dari jumlah frekuensi tidak tidak ada penurunan yang terlalu signifikan di 2022, walaupun mengalami penurunan nilai tetapi frekuensi transaksi ritel investor tetap ada dan ini hanya bersifat sementara," tutur Gabriel.
Baca Juga: Republik Afrika Tengah Menjadikan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Sah
Walaupun ada penurunan harga di tahun ini, Gabriel rasa volume transaksi sudah jauh lebih tinggi di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan ia memperkirakan kenaikan sudah lebih dari 400% dari 2021 hingga 2022.
Menurut Gabriel ini adalah momen untuk investor masuk karena ketika harga turun kita bisa membeli dan dijual ketika harganya sudah kembali naik jangan sampai kita beli mahal terus dijual dengan harga murah.
Untuk koin top ten masih didominasi Bitcoin dan Ethereum kemudian akan disusul oleh Binance Coin (BNB) yang merupakan platform exchange terbesar di dunia dan selanjutnya akan disusul oleh NFT smart contract.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News