Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir Maret 2022, sebanyak 36 emiten anggota LQ45 telah merilis kinerja keuangannya. Mayoritas mencetak pertumbuhan kinerja, sehingga indeks LQ45 terapresiasi dengan kenaikan 0,05% sejak awal tahun, mengungguli IHSG yang turun 0,66%.
Dari emiten yang telah merilis kinerja tahun lalu, emiten dengan laba bersih terbaik datang dari sektor perbankan dan energi. Ada juga sektor bahan dasar yang mayoritas mencetak kinerja positif.
Antara lain BBRI dengan laba bersih Rp 51,40 triliun atau tumbuh 65,15% secara tahunan. Lalu dari energi ada ADRO dengan pertumbuhan pendapatan 167,07% secara tahunan menjadi US$ 8,10 miliar, dan dari bahan dasar dengan ANTM yang mencetak pendapatan Rp 45,93 triliun atau tumbuh 19% dan laba bersih naik 105% secara tahunan menjadi Rp 3,82 triliun.
Baca Juga: Laba Melonjak, Emiten Perbankan LQ45 Kain Menarik
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai dari sektor-sektor tersebut perbankan yang diperkirakan masih akan melanjutkan pertumbuhannya di 2023.
"Ini sehubungan dengan dinamika pertumbuhan kredit di Tanah Air yang bisa mencapai double digit karena dipengaruhi adanya resiliensi perekonomian nasional," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (31/3).
Ia menambahkan, untuk sektor bahan bakar diperkirakan masih berpotensi alami pertumbuhan. Akan tetapi, hal tersebut akan tergantung pada tingkat permintaan.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, untuk sektor bahan baku permintaan diperkirakan masih mampu tumbuh. Proyeksi ini seiring permintaan baterai kendaraan listrik dan dukungan kebijakan pemerintah.
Sementara, untuk sektor energi kedua analis sepakat tahun ini diperkirakan akan terpengaruh dari normalisasi harga komoditas.
"Ini akan menurunkan pertumbuhan ASP dan berpotensi menekan margin, apalagi kenaikan royalti progresif ikut menekan margin," papar Desy.
Di sisi lain, sektor lainnya yang sexy dari barang konsumen primer dilihat berpotensi membukukan kinerja baik tahun ini.
Tahun lalu, emiten sektor ini cenderung mencetak penurunan laba bersih, seperti ICBP turun 27,04% secara tahunan menjadi Rp 5,72 triliun, INDF turun 17,10% secara tahunan ke Rp 6,35 triliun, dan JPFA turun 30% secara tahunan menjadi Rp 1,41 triliun.
Nafan menjelaskan, pertumbuhan sektor ini akan didorong momentum Idul Fitri dan Pemilu 2024 yang akan memicu peningkatan daya beli masyarakat.
Selain itu, proyeksi konsumsi domestik tahun ini akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,05% ke 6.805 Pada Jumat (31/3), SIDO, PTBA, MEDC Jadi Top Gainers LQ45
"Makanya IMF juga sudah meningkatkan proyeksi pertumbuhan GDP Indonesia dari 4,8% ke 5%, sehingga otomatis membuat sektor konsumsi rumah tangga akan jadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini," jelasnya.
Karenanya, Nafan menjagokan emiten perbankan dan barang konsumsi primer dengan pilihan saham BBNI, BBRI, BMRI, BBCA, ICBP, INDF.
Sementara Desy merekomendasikan buy untuk ANTM dengan target harga Rp 2.750, UNTR Rp 35.000, dan BMRI Rp 12.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News