kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengulik potensi emiten yang melonjak signifikan


Jumat, 09 Maret 2018 / 22:06 WIB
 Mengulik potensi emiten yang melonjak signifikan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditengah-tengah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi, rupanya sejumlah saham masih mampu bertahan. Bahkan beberapa diantaranya justru mencatatkan pertumbuhan yang fantastis. Hal ini menjadi sorotan pelaku pasar. Misalnya saja PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Paninvest Tbk (PNIN).

Produsen kertas Grup Sinarmas misalnya, kenaikan harga saham kedua emiten ini sudah menarik perhatian sejak tahun 2017. Rally kedua saham ini terbilang agresif. 

Sepanjang 2017 misalnya, saham TKIM pada 30 Desember 2016 berada pada 730, kemudian menjelang penutupan tahun 2017 tanggal 29 Desember 2017 ditutup pada 2.920 atau tumbuh 300%. Sedangkan saham INKP pada 30 Desember 2016, berada pada level 955. Saham ini kemudian mendaki, dan mencatatkan pertumbuhan pada level 5.400 atau tumbuh 465,44%.

Target harga yang dipatok sejumlah analis pun berhasil ditembus. Ada sejumlah sentimen yang membuat emiten kertas ini diminati. Alhasil, prospeknya dinilai positif. Sebagai catatan, penjualan lokal pada INKP disumbang sebagian besar oleh TKIM. “Harga bahan baku kertas (pulp) yang naik di pasar global serta permintaan kertas yang meningkat membuat prospek kedua emiten ini ikut meningkat positif,” kata Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest kepada KONTAN, Jumat (9/3).

Dia menambahkan, peningkatan permintaan itu dipengaruhi oleh kenaikan biaya konversi dari bubur kertas menjadi kertas. Harga pulp memang telah naik sejak tahun 2017. Permintaan baik pada produk pulp, paper, packaging dan tissue akan meningkat hingga tahun 2020 nanti. “Jadi secara bisnis ini akan sangat menguntungkan perseroan,” ungkap Aditya.

Hal itu bisa dibuktikan secara profitabilitas dan kinerja perusahaan. Pendapatan INKP pada kuartal III-2017 misalnya naik 11,5% dan laba bersih naik 196%. 

Sedangkan TKIM mencetak pendapatan naik 3,89% dan laba bersih naik 101,88%. Aditya menilai, valuasi INKP saat ini tergolong sangat murah, baik secara price to earning ratio (PER) maupun price to book value (PBV). 

Dengan melihat outlook yang positif, tak heran bahwa saham tersebut tetap akan naik dan stabil.

Secara teknikal, Aditya mengukur INKP memiliki level support 10.200 dan resistance 12.850. Sedangkan TKIM memiliki level support 5.950 dan resistance 7.100. 

Bila investor memiliki target akhir tahun, dia menilai masih bisa beli kedua saham itu. Untuk INKP, saat ini memiliki PER 13 kali dengan ukuran harga terakhir. 

Sedangkan PER sektoral sekitar 20 kali. Secara umum, “Kalau hasil di kuartal I-2018 masih bisa naik, estimasi bisa ada upgrade target harga,” ungkap Aditya.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas membandingkan dengan perusahaan produsen kertas sejenis asal Brazil. Menurut dia, PER dan PBV emiten INKP masih murah. 

INKP juga merupakan salah satu produsen kertas global dan terbesar di dunia. “Kalau dibandingkan apple to apple (dengan perusahaan Brazil), ekspektasinya di level 15.000, itu minimal,” kata Edwin.

Kinerja kedua emiten Sinarmas itu juga didukung oleh membaiknya harga kertas. Dia sepakat, bila hal tersebut membuat kinerja dan fundamental emiten cukup baik. 

Outlook permintaan kertas di dunia makin diminati. Menurutnya, INKP masih memiliki kualitas yang sama dengan produsen besar asal Brazil itu.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan INKP sudah menyentuh target harga di level 11.450. Sebab, saat ini harganya 12.275 dan TKIM juga sudah menyentuh target harga di level 6.100, sedangkan harganya saat ini 6.500. 

Nafan menyarankan sebaiknya hold kedua emiten ini. “Kalau buy, sudah terlambat,” ungkapnya.

Sedangkan pada saham PNIN juga mengalami pergerakan signifikan. Emiten yang bergerak dibidang jasa asuransi ini sempat melonjak signifikan pada tanggal 25 Januari 2018. 

PNIN hari itu tumbuh 23,37% dari level awal 920. Kenaikan tersebut berlangsung pada dua hari berikutnya. Dimana pada tanggal 27 Januari 2018, PNIN ditutup pada level 1.440.

Menurut Nafan, PNIN juga sudah menyentuh target harga tertinggi di 1.360 dan level resistance pada 1.265.

Harga PNIN saat ini yakni 1.315, Nafan merekomendasikan hold saham ini. “Mungkin ada harapan akan ada peningkatan kinerja PNIN. Makanya, hal ini tercermin dari kenaikan harga saham tersebut,” uar Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×